Atasi Stunting, BKKBN Gandeng Kementan Tingkatkan Asupan Gizi

ANP • Wednesday, 1 Sep 2021 - 22:25 WIB

Jakarta – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng Kementerian Pertanian dalam upaya percepatan penurunan stunting. Kolaborasi ini dengan peningkatan asupan gizi terkait ketahanan pangan dan gizi.

Penyebab risiko stunting terbilang multi faktor, penyebab utamanya adalah kekurangan gizi, terutama di 1000. Hal ini ditegaskan Kepala BKKBN Dokter Hasto Wardoyo dalam audiensi dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Selasa (31/8). 

“Hari pertama kehidupan (HPK), sejak awal kehamilan (konsepsi) hingga anak berusia 2 tahun. Kekurangan gizi dapat berupa kurangnya jumlah asupan makanan atau kualitas makanan yang kurang baik,” ujar Dokter Hasto. 

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukan 17.7 persen bayi dibawah 5 tahun masih mengalami masalah gizi. Bayi yang mengalami gizi buruk tercatat sebesar 3.9 persen mengalami gizi buruk dan 13.8 persen menderita gizi kurang.

Menurut Dokter Hasto, “Ada irisan kegiatan Kementan dengan Kampung KB, seperti UPPKA yang dulunya UPPKS. BKKBN bisa Kerjasama dengan KWT (Kelompok Wanita Tani), lalu dengan membangun rumah pangan lestari, ada ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan kita juga membangun ketahanan keluarga, kemandirian keluarga, karena keluarga berkualitas tentunya keluarga yang tentram, mandiri dan sejahtera,” tegas Dokter Hasto.

Ditegaskannya, BKKBN juga memiliki program Dapur Sehat Atasi Stunting  (DASHAT) berbasis pangan lokal. Ini berkaitan erat dengan program lumbung pangan, sosialisasi pangan berdasarkan gizi, rumah pangan lestari, penyuluhan pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian. Program lain bisa berkolaborasi dengan Kampung KB terutama penyuluhan, bina keluarga, poktan atau kelompok kegiatan di BKKBN, penyusunan menu seimbang untuk mengatasi stunting dan juga pembinaan bagi akseptor aktif dan baru.

Yasin Limpo menyambut baik kolaborasi ini, “Stunting menjadi ancaman untuk penyiapan SDM 
Indonesia untuk bersaing kedepannya,”. Yasin Limpo berharap segera dilakukan pemetaan dimulai dari daerah merah dan kuning dengan presentase anak stunting tinggi. Hasil pemetaan ini agar dapat dijadikan landasan penyusunan strategi percepatan penurunan stunting di Indonesia. (ANP)