Rektor Ubhara Jaya: Publikasi Bukan Hanya Jabatan Fungsional Dosen, Tapi Juga Pertanggung Jawaban Akademik

ANP • Thursday, 26 Aug 2021 - 13:55 WIB

JAKARTA - Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H., M.M. mengatakan diperlukannya publikasi hasil Penelitian dan Abdimas bukan hanya untuk perhitungan jabatan fungsional dosen tetapi juga sebagai mekanisme komunikasi ilmiah dan pertanggung jawaban sosial dosen pada dunia akademik.

Menurut Bambang, demikian biasa dipanggil, seorang dosen wajib melakukan Penelitian serta Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) sebagai wujud implementasi dari Dua Dharma dan selanjutnya diseminasi. 

“Diseminasi merupakan kegiatan penyebaran informasi yang dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan serta sebagai saluran pengetahuan serta akuntabilitas kegiatan ilmiah kepada masyarakat. Diseminasi yang dilakukan salah satunya dapat berupa publikasi ilmiah dalam bentuk artikel jurnal,” ujar Bambang pada saat memberikan sambutan acara “Workshop Peningkatan Kapasitas Editor Jurnal Dan Teknis Pengelolaan OJS Jurnal di Lingkungan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya” Kamis, 26 Agustus 2021.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, istilah OJS atau Open Journal System pada era saat ini bukan merupakan istilah asing bagi para dosen dan pengelola jurnal. Hal ini merupakan salah satu bukti nyata, sambungnya, dari perkembangan teknologi dari segi publikasi jurnal, yaitu memberikan perubahan platform penerbitan jurnal dalam bentuk elektronik atau biasa dikenal dengan e-journal (electronic jurnal).

“OJS dirancang untuk memfasilitasi pengelolaan, penerbitan jurnal ilmiah melalui penelaahan dan menyediakan infrastruktur teknis, tidak hanya untuk presentasi daring artikel jurnal ilmiah, tetapi juga seluruh alur kerja manajemen editorial, termasuk pengiriman artikel, penelaahan, penyuntingan, dan pengindeksan,” tambah Bambang, Doktor pada bidang Ilmu Pemerintahan itu.

Sebagai sarana untuk mendukung diseminasi para dosen berupa publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal, Bambang berharap perguruan tinggi yang ia pimpin itu berkewajiban memiliki dan mengelola sejumlah jurnal ilmiah sebagai etalase diseminasi aktivitas keilmuan para civitas akademika.

“Oleh karena itu, pengelolaan jurnal ilmiah menjadi salah satu bagian penting dari manajemen pengetahuan itu sendiri,” kata Bambang, Purnawirawan Polisi berpangkat Inspektur Jenderal itu.

Bambang mengajak semua pengelola jurnal di lingkungan Ubhara Jaya untuk bersama-sama merapatkan barisan, menguatkan niat untuk dapat meningkatkan kapabilitas dalam hal pengelolaan jurnal

“Sehingga dapat meningkatkan kinerja dari kampus yang kita banggakan ini untuk mewujudkan Ubhara Jaya menjadi Perguruan Tinggi unggul,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Publikasi (LPPMP) Ubhara Jaya, Ir. Djuni Thamrin, M.Sc., Ph.D. menambahkan, merujuk pada Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 tentang Akreditasi Jurnal Ilmiah, Pemerintah menetapkan bahwa akreditasi menjadi landasan penilaian untuk penjaminan mutu Jurnal Ilmiah melalui kewajaran penyaringan naskah, kelayakan pengelolaan dan ketepatan waktu penerbitan jurnal. 

“Dari ketentuan tersebut terindikasi bahwa proses editorial menjadi bagian penting atau faktor kunci dalam menjamin kualitas jurnal baik secara substansi maupun aspek lainnya,” jelas Djuni.

Saat ini, lanjut Djuni, Ubhara Jaya memiliki delapan belas jurnal yang dikelola baik oleh Puskamnas, LPPMP dan masing-masing Fakultas. Kategori jurnal yang ada saat ini dapat dimanfaatkan untuk mempublikasikan hasil penelitian dan abdimas bagi para dosen maupun hasil penelitian dari para mahasiswa. 

“Oleh karenanya, perlu adanya kegiatan yang dilakukan secara berkala guna menghasilkan sumber daya pengelola jurnal yang berkualitas. Untuk itu LPPMP Ubhara Jaya menginisiasi adanya kegiatan workshop yang diikuti oleh seluruh tim dewan editor jurnal di lingkungan Ubhara Jaya,” terang Djuni.

Ia berharap, acara dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya pengelola jurnal, baik dalam hal melakukan proses editing manuskrip yang meliputi review manuskrip, teknik penyuntingan, otomatisasi referensi serta indeksasi jurnal yang lebih baik lagi.

“Hal ini tentunya dengan meningkatnya kapasitas kemampuan editor dapat membuka peluang jurnal-jurnal baru di Ubhara Jaya dan makin terakreditasi secara Nasional dengan peringkat yang lebih baik lagi,” pungkas Djuni. (ANP)