Dipakai Jokowi Saat Sidang Tahunan, Baju Adat Baduy Kini Laris Hingga ke Luar Negeri

MUS • Monday, 23 Aug 2021 - 10:07 WIB

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikenal selama menjabat kerap menggunakan baju adat daerah tertentu saat pidato kenegaraan. Pakaian adat yang dikenakan Jokowi tidak jarang menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat.

Nah kemarin, saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2021 dan sidang bersama DPR RI serta DPD RI, Jokowi memilih menggunakan pakaian adat Suku Baduy. Jokowi menyatakan dipilihnya baju adat Baduy karena desaiannya yang sederhana, simpel, dan nyaman dipakai.

"Saya juga ucapkan terima kasih kepada Pak Jaro Saija tetua adat masyarakat Baduyyang telah menyiapkan baju adat ini, terima kasih," ujar Jokowi saat pidato kenegaraan.

Pilihan Jokowi itu tentu saja berdampak positif terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memproduksi baju adat Baduy. Pasalnya, usai Jokowi mengenakannya, banyak masyarakat yang menginginkan baju yang sama, sehingga permintaan pun naik.

Pelaku UMKM di kawasan pemukiman Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mengaku kebanjiran pesanan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memakai busana adat masyarakat Baduypada Pidato Sidang Tahunan Bersama MPR/DPR dan DPD di Jakarta.

"Kami merasa kewalahan melayani pesanan dan di antaranya 30 konsumen dari Bali, " kata Kudil, seorang pelaku UMKM masyarakat Badui dilansir dari Antara, Senin (16/8/2021).

Kebanyakan permintaan pesanan produk kerajinan pakaian pangsi yang biasa digunakan sehari-hari masyarakat Badui. Permintaan terus meningkat, sehingga berdampak terhadap omzet pendapatan pelaku UMKM.

"Kami tidak menyangka meningkatnya permintaan pesanan itu berkah dipakai Presiden Jokowi itu," katanya.

Menurut Kudil dirinya kini mendapatkan omzet sekitar Rp20 juta melalui pesanan tersebut. Padahal, sebelumnya pesanan baju itu terbilang sepi, paling bantar omzet pendapatan hanya Rp3 juta per pekan.

Namun, kata dia, Presiden Jokowi membawa rezeki terhadap pelaku UMKM masyarakat Badui. Permintaan tak hanya dari dalam negeri saja, tapi juga dari sejumlah negera tetangga.

Meningkatnya permintaan itu dipastikan dapat berdampak positif terhadap perekonomian ekonomi masyarakat Badui di tengah pandemi Covid-19. Apalagi saat wisatawan yang berkunjung ke permukiman Badui relatif kecil.