Tak Maksimal Tangani Covid-19 di Jatim, Khofifah Minta Maaf

MUS • Thursday, 22 Jul 2021 - 09:55 WIB

Surabaya - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta maaf kepada masyarakat terkait penanganan pandemi Covid-19 di provinsi yang dipimpinnya.

“Atas nama Pemprov Jatim, saya meminta maaf jika penanganan Covid-19 di Jatim belum dapat memuaskan seluruh masyarakat,” tulis Khofifah di akun Instagramnya @khofifah.ip.

Agar pandemi Covid-19 cepat berakhir, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim bersama Forkopimda serta kabupaten/kota se-Jatim terus berupaya semaksimal mungkin memutus penyebaran Covid-19 dan mempercepat vaksinasi hingga pelosok.

Karena itu, Khofifah minta kerja sama masyarakat untuk tetap mematuhi seluruh peraturan selama pelaksanaan PPKM Darurat, tetap disiplin protokol kesehatan, dan segera mengikuti vaksinasi.

“Kepada semua warga Jatim tetaplah semangat. Pengurus RT, RW, Kamituwo tetaplah di garda depan melayani warga terutama yang sedang isoman (isolasi mandiri),” pinta Khofifah.

“Semoga Allah Swt meringankan beban kita, membukakan pintu untuk menyelesaikan masalah ini, serta melindungi kita semua dan bangsa ini. Amin,” ujar nenek satu cucu ini.

Pada 7 Juli lalu sebanyak 20 daerah berstatus zona merah, namun kini meluas hingga 33 kabupaten/kota. Hanya menyisakan lima daerah berwarna oranye atau berstatus risiko sedang.

Daerah berstatus zona merah yakni Ponorogo, Kediri, Kota Batu, Madiun, Malang, Mojokerto, Tuban, Sidoarjo, Banyuwangi, Ngawi, Kota Kediri, Lumajang, Situbondo, Bojonegoro, Bangkalan, Kota Madiun.

Lalu Jember, Magetan, Nganjuk, Probolinggo, Kota Surabaya, Trenggalek, Jombang, Blitar, Gresik, Pacitan, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Tulungagung dan Kabupaten Pasuruan.

Lonjakan paling kentara terjadi di Surabaya dengan 10.472 kasus aktif atau tertinggi se-Jatim.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Makhyan Jibril Al Farabi menjelaskan, status merah ini terjadi lantaran dalam dua pekan terakhir kasus Covid-19 di Surabaya melonjak tajam.

Meski kasus tinggi, angka testing di Surabaya juga sangat tinggi. Selain itu, rata-rata tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) rumah sakit mencapai 91,86 persen. 

“Memang testing di Jatim, termasuk Surabaya sangat tinggi,” katanya.