Aplikasi ISTRY Diluncurkan, Mudahkan Informasi Kemoterapi Kanker

AKM • Friday, 25 Jun 2021 - 11:59 WIB

Jakarta - Kanker adalah tumor ganas yang menyerang salah satu organ dan dalam perkembangannya dapat menyebar kebanyak organ tubuh lain. Salah satu terapi kanker adalah dengan terapi sistemik menggunakan obat, atau yang banyak dikenal dengan istilah kemoterapi. 

Perkembangan terapi sistemik dalam penanganan kanker mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai obat baru baik kemoterapi maupun terapi target terus bermunculan. Perkembangan informasi yang masif ini tidak semuanya dapat terekam dalam memori para dokter. 

Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia meluncurkan aplikasi Indonesian Sistemic Therapy (ISTRY) bagi tenaga medis dalam membantu penanganan kanker di Indonesia. Ketua Perhimpunan Ahli BedahOnkologi Indonesia dr. WaltaGautama, SpB(K)Onk, memyatakan ISTRY adalah aplikasi gawai pintar pertama di Indonesia yang dapat menyediakan informasi bagi dokteruntuk mengambil keputusan klinis.

“ISTRY adalah sebagian kontribusi Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia untuk penanganan kanker di Indonesia. Ini adalah aplikasi gawai pintar pertama di Indonesia yang dapat menyediakan informasi bagi dokteruntuk mengambil keputusan klinis dalam bidang terapisistemik kanker,” ujar dr. WaltaGautama, dalam acara peluncuran ISTRY yang diselenggarakan di RS Kanker Dharmais Jumat (25/6/2021).

ISTRY adalah aplikasi mobile berbayar, berbasis android yang menyediakan platform interaktif bagi tenaga medisuntuk memperoleh informasi tentang terapi kanker terbaruyang beredar di Indonesia, terutama kanker payudara, kanker tiroid, kanker kepala leher, kanker jaringan lunak, kanker kulit, dan limfoma.

Project Manager ISTRY dr Febriyanto Kurniawan, SpB(K)Onk menyampaikan bahwa sasaran penggunaISTRY adalah dokter ahli bedah onkologi, dokter ahlihematologi onkologi, dan dokter bedah umum yang menangani pasien kanker. 

“Dengan aplikasi ISTRY, dokter dapat langsung menghitung dosis obat kemoterapi, obat hormonal, dan obat penunjang terapi kanker lainnya. Ini akan sangat memudahkan dokter serta meningkatkanketepatan terapi, yang akhirnya akan menguntungkanpasien,” ujar dr. Febriyanto yang akrab disapa dengan dr. Anton.

Aplikasi ini juga memiliki fitur informasi carapemberian/administrasi obat serta data efek samping obatkemoterapi dan terapi target. 

“Data efek samping inipenting karena seringkali pasien bertanya tentang efeksamping bahkan sebelum kemoterapi dimulai. Aplikasi akan dievaluasi dan diperbaharui setiap 2 tahun untuk menjamin akurasi dan kekinian informasi," jelas dr. Anton.

Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI,Prof.dr. Abdul Kadir, PhD, SpTHTKL(K) juga hadirdalam peluncuran aplikasi ISTRY. Beliau menyampaikanselamat kepada Perhimpunan Ahli Bedah OnkologiIndonesia yang telah membangun aplikasi ISTRY. 

“Saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepadateman-teman ahli bedah onkologi yang telahmengintegrasikan teknologi informasi ke dalampelayanan kesehatan, semoga aplikasi ini dapat digunakan semaksimal mungkin oleh para dokter di Indonesia yang merawat pasien kanker,” pungkas Prof. Kadir.