UKS Jadi Satgas Covid-19, Kemkominfo dan Kemendikbudristek Ajak Siswa Kembali ke Sekolah

ANP • Thursday, 17 Jun 2021 - 23:28 WIB

JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan penutupan pembelajaran tatap muka selama pandemi berdampak pada beberapa aspek, termasuk mental anak dan orang tua. Nadiem juga mengatakan bahwa terjadi penurunan capaian pembelajaran, apalagi di daerah-daerah dengan akses terbatas.

Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2021 Tentang Panduan penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) mengumumkan bahwa pembelajaran tatap muka akan dapat dimulai pada bulan Juli 2021, tentunya setelah seluruh tenaga pendidik divaksinasi secara langkap dan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan tertib.

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengadakan kegiatan Webinar Digital Society dengan tema “Peran UKS sebagai Satgas Covid-19 di Level Sekolah dalam Melakukan Pengawasan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas”.

Webinar yang diselenggarakan pada hari Kamis (17/6) turut menghadirkan Agus Mardiyanto, S.E., M.Ak (Tim Pokja UKS Direktorat SD), dr. Wara Pertiwi, MA- CMFM (Koordinator Poksi Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja Kementerian Kesehatan) , Sri Siswati, S.Pd. (Kepala UPTD SDN 06 Sei Suka Deras Kab Batubara Prov. Sumatera Utara) sebagai narasumber.

Sebelum berdialog dengan narasumber, webinar dibuka dengan Keynote Speech dari Semuel Pangerapan, B.Sc (Dirjen Aptika Kemkominfo) dan Jumeri S.TP, M.Si (Dirjen PAUD, Dikdas & Dikmen Kemendikbud).

Jumeri menyampaikan bahwa Tim pelaksana UKS di level sekolah perlu bekerja sama dengan Tim Pembina UKS di level kecamatan dan bekerja sama dengan Puskesmas yang memiliki peran mendukung Satgas Covid-19 melakukan pemantauan kesehatan warga sekolah.

“Dengan mengoptimalkan peran tim UKS di dalam Satgas Penanganan Covid-19 di level sekolah tentunya akan mendorong sekolah dalam melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka terbatas pada masa pandemi di era digital guna mewujudkan percepatan peningkatan mutu pendidikan dan mempercepat perluasan akses pendidikan yang berkualitas”, ujar Jumeri dalam akhir sambutannya.

Agus Mardiyanto yang menjadi narasumber pertama memberikan pemaparan lebih lanjut mengenai peran UKS sebagai Satgas Covid-19 di level sekolah dalam melakukan Pengawasan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas. Menurutnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menjalankan program UKS menyesuaikan dengan kondisi pada masa pandemi, salah satunya dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan kegiatan UKS secara berkala berserta rencana tindak lanjut bersama-sama dengan Tim Pembina UKS dari Kecamatan dan Kabupaten/Kota.

“Ketentuan daftar periksa memang ditentukan dari sekolah dan Pemerintah Daerah sehingga sampai berkelanjutannya Kecamatan, Kabupaten dan Kota selalu kita libatkan”, sambung Agus.

Wara Pertiwi yang menyampaikan paparan mengenai peran sektor kesehatan dalam melakukan pengawasan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di satuan pendidikan mengatakan sektor kesehatan mendukung PTM dengan melakukan pembinaan dan pengawasan prokes di satuan pendidikan dan diperlukan kerjasama antara Pemda, institusi pendidikan, dan masyarakat termasuk orang tua siswa. Lebih lanjut Wara juga mengingatkan sangat penting untuk menerapkan perilaku hidup sehat baik di rumah maupun di sekolah, untuk itu guru dan orang tua harus menjadi teladan dalam penerapan protokol kesehatan.

“Kita orang dewasa saja kadang masih lalai dalam menjalankan prokes (protokol kesehatan), karena itu penting terus mengedukasi anak terkait prokes dan disiplin dalam penerapannya”, Wara menambahkan.

Selanjutnya webinar dilanjutkan dengan Sri Siswati, seorang Kepala Sekolah yang menceritakan pengalamannya dari sisi sekolah yang sudah menjalankan PTM Terbatas. Sekolah Sri di SDN 06 Sei Suka Deras Kab. Batubara Prov. Sumatera Utara sudah menjalankan PTM Terbatas sejak Oktober 2020 dengan protokol kesehatan yang ketat dan dibuat jadwal masuk secara bergiliran setiap minggunya dan di dalam satu kelasnya masih dibagi shift kelas pagi dan siang dan setiap harinya anak-anak hanya berada 2 jam saja di lingkungan sekolah.

“Dalam PTM Terbatas kami tetap menjalankan protokol kesehatan dan membagi shift pagi dan siang untuk setiap kelasnya dan kami juga tetap memberikan Pembelajaran Jarak Jauh untuk kelas yang mendapat giliran belajar di rumah”, tutur Sri.

Kegiatan yang diikuti oleh  para  peserta yang umumnya adalah tenaga pendidik di seluruh Indonesia ini diadakan melalui aplikasi Zoom meeting dan disiarkan melalui live streaming di channel Youtube dan Facebook Page Siberkreasi dan Youtube Kemkominfo TV.

Dengan diadakannya webinar ini diharapkan dapat mempersiapkan tenaga pendidik dan peserta didik dalam melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas agar tetap melakukan protokol kesehatan dengan adanya pengawasan oleh UKS. (ANP)