Indonesia Kekurangan 260 Ribu Insinyur Profesional 

AKM • Friday, 4 Jun 2021 - 08:02 WIB

Jakarta - Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr. Ir. Heru Dewanto, IPU, ACPE mengatakan program pemerintah dalam kaitan Industri 4.0, tidak bisa dihindari membutuhkan tenaga insinyur cukup besar. 

“Saat ini Indonesia memerlukan sekitar 260.000 insinyur, untuk memenuhi tingginya kebutuhan pembangunan infrastruktur dan lainnya. Kendati jumlah perguruan tinggi cukup banyak, namun kebutuhan insinyur baru terpenuhi sekitar 40 persen,” ujar Heru dalam keterangannya di Jakarta, Jum’at (4/6/2021). 

Menurut Heru, Jumlah insinyur di Indonesia baru sekitar 800 ribuan, dari jumlah penduduk tahun 2018 sekitar 266,79 juta orang. Artinya, jumlah insinyur per 1 juta penduduk adalah 3.038 insinyur, sementara Negara tetangga Singapura 28.235 insinyur/1 juta penduduk, dan Malaysia 3.375 insinyur/1 juta penduduk. Vietnam lebih menggebrak dengan 8.917 insinyur/1 juta penduduk (Asean Federation of Engineering Organizations Data, 2018).

“Data kementrian PUPR menyebutkan, dibutuhkan 159.000 sarjana teknik dan insinyur profesional di Indonesia, namun hingga saat ini, dari 800.000 insinyur di Indonesia tercatat baru sekitar 14.000 insinyur bersertifikasi IP (Insinyur Profesional) yang diberikan oleh PII. Disisi lain, Persaingan insinyur dengan Negara tetangga tidak bisa dihindari, implementasi MEA semakin terlihat jelas, dan mobilisasi insinyur kawasan regional,” jelasnya.

Heru mengatakan data Pemerintah menunjukkan saat ini Indonesia telah melampaui lompatan besar dalam pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah diantaranya sebanyak 19 pelabuhan, 55 DAM, 10 Bandar udara, dan 79 venue olahraga kelas dunia. Hal ini menujukkan kebutuhan tenaga Insinyur yang semakin besar.

“Kebutuhan insinyur profesional tersebut tidak hanya untuk mengisi dibidang infrastruktur saja, tapi juga di sejumlah bidang lain diantaranya pariwisata, ekonomi maritim, energi dan sumber daya mineral, sumber daya air, teknologi pertahanan, dan teknik hayati,” tutut Heru.

Heru mengharapkan Indonesia kedepannya dapat lebih banyak menghasilkan insinyur profesional.

“kedepannya Indonesia akan bisa menghasilkan insinyur profesional lebih banyak, agar kekurangan tadi tidak diisi oleh tenaga kerja asing profesional,” pungkasnya.