Jasa Marga dan Basarnas Simulasi Penyelamatan di Tol Layang MBZ dan Jagorawi

ANP • Monday, 10 May 2021 - 23:52 WIB

JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menggelar simulasi penyelamatan khusus kecelakaan di Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) Km 40B dan Jalan Tol Jagorawi Km 19B menggunakan rescue udara berupa helikopter pada Senin (10/5/2021).

Hadir dalam kegiatan simulasi tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Danang Parikesit, Kepala Basarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae dan Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur.

Simulasi penanganan kecelakaan Jasa Marga dan Basarnas ini dilakukan secara berkesinambungan, dimulai dari laporan pengguna jalan, koordinasi petugas-petugas terkait, baik itu petugas di Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) maupun petugas di lapangan. Evakuasi korban dilakukan petugas gabungan Jasa Marga yang terdiri dari Mobile Customer Service, Rescue, Ambulance hingga Derek.

Simulasi menitikberatkan pada evakuasi kecelakaan dengan korban luka berat yang berada di lokasi yang sulit dijangkau serta dibutuhkan penanganan dengan cepat. Melihat hal tersebut, Petugas JMTC yang mendapatkan laporan penanganan di lapangan meneruskan permohonan bantuan rescue udara kepada Basarnas. Selang beberapa waktu kemudian, Basarnas melakukan penjemputan korban dengan menggunakan helikopter untuk selanjutnya membawa korban yang membutuhkan penanganan darurat ke RS Yarsi dan RS Polri. Menhub Budi Karya Sumadi mengapresiasi kerjasama yang diinisiasi Basarnas bersama BPJT dan Jasa Marga ini. Menurutnya, hal ini sejalan dengan target Pemerintah melakukan penanganan kecelakaan jalan raya mencapai tingkat fatalitas nol terutama untuk jalan tol diharapkan terwujud pada 2024.

"Kami yakin ini bisa tercapai dengan kerja keras Basarnas, Ditjen Hubdat, BPJT dan operator jalan tol seperti Jasa Marga yang harus terus menerus dilakukan dan dilatih,” ujar Menteri Budi, Senin (10/5/2021).

Sementara itu, Kepala Basarnas, Marsdya TNI Henri Alfiandi menjelaskan, simulasi ini dibuat untuk memberikan jawaban kepada masyarakat jika terjadi kecelakaan di jalan tol yang memiliki kesulitan tingkat tinggi dan membutuhkan kecepatan untuk bisa menolong korban.

"Dengan adanya kerja sama ini, ada kesempatan untuk berlatih bersama sehingga semakin mengasah keterampilan para petugas dalam membantu korban. Ini sangat baik untuk memastikan keamanan masyarakat,” ujar dia.

Kepala BPJT, Danang Parikesit juga sepakat bahwa fokus semua instansi adalah mengurangi tingkat fatalitas kecelakaan bukan hanya dari jumlah kecelakaan yang turun, tapi juga jumlah sedapat mungkin menekan jumlah korban meninggal hingga mencapai angka nol.

"Fokus kita mengurangi tingkat fatalitas. Di tahun 2019 angkanya 0,12, turun menjadi 0,109 di tahun 2020 dan target selanjutnya menjadi nol di tahun 2024. Ke depannya kegiatan ini dapat menjadi model untuk diterapkan di jalan tol lainnya,” ucap Danang.

Pada bagian lain, Direktur Utama Jasa Marga, Subakti Syukur menyampaikan bahwa simulasi ini merupakan pengalaman luar biasa karena selama ini Jasa Marga menangani kecelakaan di darat sehingga saat harus melakukan penyelamatan melalui udara, mendapatkan pelatihan langsung dari tim Basarnas.

"Mudah-mudahan jangan sampai ada kecelakaan berat. Namun ke depan dengan simulasi ini, Jasa Marga siap menangani kecelakaan yang membutuhkan rescue udara. Saat ini pun, Jasa Marga Tollroad Command Center sudah terintegrasi dengan baik dengan sistem di Basarnas sehingga kapanpun Jasa Marga meminta bantuan, Basarnas siap membantu,” tutup Subakti.

Sebagai informasi, kegiatan simulasi tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil kerjasama antara Jasa Marga dan Basarnas yang sudah ditandatangani pada pertengahan April lalu. Dalam kerja sama itu, Jasa Marga dan Basarnas sepakat meningkatkan pelayanan dan keamanan di jalan tol termasuk meningkatkan angka keselamatan saat terjadi kecelakaan di ruas jalan tol yang dikelola Jasa Marga. Selain Jasa Marga dan Basarnas, dalam kegiatan simulasi penanganan kecelakaan dan evakuasi ini juga melibatkan Kepolisian dan Rumah Sakit (RS) Yarsi dan RS Polri yang nantinya menjadi tujuan evakuasi korban.

RS Yarsi Menjadi RS Center of Excellence

Kepala Instalasi Gawat Darurat RS Yarsi, dr. Adriansyah Sp,B menjelaskan, telah menyiapkan service center terintegrasi dan terpadu dalam satu atap, mulai dari pelayanan USG, CT Scan, Laboratorium hingga kamar operasi 4 jam.

"Di RS Yarsi khususnya IGD, kami telah siap dengan service center terintegrasi terpadu dalam satu atap. Diantaranya pelayanan USG, CT scan, lab dan kamar operasi 24 jam," katanya.

Terkait dengan simulasi penyelamatan, Adriansyah menegaskan, pihaknya telah siap untuk menerima pelayanan medis lanjutan. Menurutnya, helipad yang dimiliki RS Yarsi akan siap menerima pelayanan medis lanjutan dan evakuasi dari Basarnas.

"Kaitannya dengan simulasi, kita sudah siap. Kami memiliki helipad diatas untuk menerima pelayanan medis lanjutan dari Basarnas. Kita terima evakuasi itu dengan medis lanjutan, Terpadu 24 jam," tegasnya.

Menurutnya, selain RS Yarsi, RSPAD dan RS Polri juga siap menerima korban penyelamatan khusus kecelakaan di Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) Km 40B dan Jalan Tol Jagorawi Km 19B menggunakan rescue udara berupa helikopter.

"Semua penyakit terlepas emergency siap. Kita akan adakan pelengembangan pelayanan. Bahkan dengan Basarnas untuk menerima korban penyelamatan khusus kecelakaan di Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) Km 40B dan Jalan Tol Jagorawi Km 19B menggunakan rescue udara berupa helikopter," ujarnya. (ANP)