Belajar dari India, Babak Baru Covid 19 di Indonesia, Siapkah Kita?

ANP • Monday, 10 May 2021 - 23:02 WIB

Jakarta - Dalam rangka menyambut hari Raya Idul Fitri yang akan kita jelang beberapa hari kedepan, RS Premier Jatinegara bekerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan SATGAS COVID-19 mengadakan Webinar Nasional, dengan tajuk "Belajar dari India, Babak Baru Covid 19 di Indonesia, Siapkah Kita?".

Webinar ini diadakan untuk menjawab pertanyaan masyarakat saat ini seputar perkembangan situasi COVID 19, antara lain: Apakah saat ini Indonesia sudah memasuki periode COVID-19 gelombang kedua? apakah betul sudah masuk ke Indonesia strain virus COVID 19 terbaru yang informasinya Iebih ganas dari jenis sebelumnya, dan menyerang dewasa muda dan anak-anak? bagaimana dengan program vaksinasi yang sudah berjalan, apakah efektif dalam menanggulangi pandemic berkepanjangan di Indonesia .

Prof. dr. Menaldi Rasmin Sp.P (K), FCCP, yang adalah salah satu pakar kedokteran respirasi yang berpraktek di RS Premier Jatinegara mengatakan, bahwa yang terpenting untuk menanggulangi pandemi adalah membangun pemahaman dan kesadaran seluruh warga negara, tokoh masyarakat (Formal/Informal) untuk turut aktif melakukan KIE yang gencar perihal 5M dan Informasi Covid 19, Strategi 3T (Telusur, Tes, Terapi), lokalisasi pusat penularan, melakukan vaksinasi agar terjadi kekebalan komunitas.

"Belajar dari lonjakan kasus COVID 19 di India pasca ritual keagamaan, tentunya menjelang hari Raya Idul Fitri yang akan datang, kita tidak ingin hal serupa terjadi di Indonesia. Untuk itu MUI juga sudah mengeluarkan FATWA perihal panduan kaifiat takbir dan Shalat Eid di masa pandemic COVID19," katanya dalamnWebinar Nasional RS Premier Jatinegara bekerja sama dengan PEMPROV DKI dan SATGAS COVID 19, di Jakarta, Senin (10/4/2021).

Sementara itu, Sekjen MUI, DR. Amirsyah Tambunan, MA yang berbicara mewakili wakil presiden Indonesia, Prof. DR. K.H.Ma'ruf Amin, memberikan penjelasan perihal fatwa tersebut dan anjuran pelaksanaannya.

"Shalat Idul Fitri boleh dilaksanakan dengan cara berjamaah di tanah lapang, masjid, mushalla, atau tempat lain bagi umat Islam yang berada di kawasan yang sudah terkendali /bebas covid 19. Shalat Idul Fitri boleh dilaksanakan di rumah dengan berjamaah bersama anggota keluarga atau secara sendiri (munfarid), terutama yang berada di kawasan penyebaran COVID-19 yang belum terkendali, dan pelaksanaan shalat Idul Fitri, baik di masjid maupun di rumah harus tetap melaksanakan protokol kesehatan dan mencegah terjadinya potensi penularan," tegas Amirsyah Tambunan.

Sedangkan pandangan tokoh ulama dan cendekiawan muslim RI, Prof. M.Quraish Shihab mengenai konsep ibadah idul fitri dan silaturahmi di masa pandemi Covid 19 ini. Quraish Shihab menyampaikan, belajar dari India, kemanusiaan haruslah diutamakan dalam rangka pemulihan kesehatan nasional.

"Silaturahmi yang dilakukan di hari raya tahun ini, haruslah menjadi silaturahmi yang bermanfaat, bukan malah mendatangkan bencana/ kesusahan bagi orang lain. Beliau juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berusaha menghindari kerumunan saat bersilaturahmi selama masa pandemi masih berlangsung, agar Indonesia segera pulih," katanya.

Prof.dr.Menaldi Rasmin Sp.P (K),FCCP menjelaskan, dalam rangka pemulihan kesehatan nasional, selain melakukan pengobatan pada kasus aktif, pemulihan kesehatan para penyintas COVID 19 (Kasus Sembuh) juga harus menjadi perhatian. Dimana diketahui hampir sekitar 63,5 % dari penyintas covid, mengalami sindrom pasca COVID-19 dengan berbagai bentuk keluhan dan gejala, balk yang bersifat gangguan secara fisik maupun nonfisik. (misalnya gangguan tidur, berdebar-debar, sesak nafas, lemas).

"Hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian kita juga, para penyintas harus ditolong dan di persiapkan untuk kembali kepada produktivitasnya seperti sediakala. Hal ini saya rasa sangat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional. Semoga hari raya Idul Fitri 1442 H kali ini dapat kita jelang dengan aman dan nyaman, ingat untuk selalu menerapkan Protokol kesehatan 5M ( Memakai Masker, Menghindari kerumunan, Mengurangi mobilitas ,Mencuci Tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak)," tegas Menaldi Rasmin. (ANP)