Serba-serbi, ini Beda Imunisasi dan Vaksinasi

MUS • Thursday, 29 Apr 2021 - 18:20 WIB

Jakarta - Dalam satu abad terakhir ini, vaksin membawa kita semakin dekat dengan pemberantasan polio dan membantu eradikasi penyakit cacar. Vaksin melindungi keluarga dengan mencegah penyakit dan menghindari pengobatan yang memerlukan biaya tinggi.

Kepala Divisi Unit Retail dan Pelayanan Bio Farma, Mahsun Muhammadi mengatakan vaksinasi dan imunisasi itu sama. Bedanya adalah, vaksinasi dilakukan terhadap virus-virus baru, sedangkan imunisasi dilakukan pada virus yang sudah ada. 

Dalam vaksin ada zat yang disebut antigen, yakni virus yang dilemahkan atau dimatikan. Saat vaksin diberikan, antibodi dalam tubuh akan merancang sistem imun untuk menyerang virus-virus yang sudah dilemahkan. Tujuan vaksinasi adalah mencegah masuknya penyakit dari luar.

“Vaksinasi berbeda dengan pengobatan, vaksin itu lebih ke arah pencegahan. Vaksin diberikan kepada orang yang sehat, dengan tujuan untuk memberikan kekebalan terhadap berbagai macam virus atau kuman di sekitarnya. Sedangkan pengobatan diberikan kepada orang yang sudah sakit, diberi obat oleh dokter agar ia sembuh,” kata Mahsun pada program Trijaya Hot Topic Petang Rabu (28/4/2021).

Mahsun menjelaskan manfaat vaksin terhadap individu yang divaksin adalah, memberikan kekebalan terhadap penyakit yang ada pada antigen vaksin. Misalnya jika antigen vaksin adalah virus Hepatitis B, maka individu yang divaksin sudah memiliki kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B.

“Proses imunisasi atau vaksinasi sudah ada sejak lama, mulai dari  vaksinasi Polio, Hepatitis B, Tetanus, Influenza tipe B, Campak dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang berbahaya tersebut perlu diberikan vaksinasi terhadap balita. Kalau bisa program ini tercapai di atas 95 persen terhadap masyarakat, agar bisa terbentuk kekebalan kelompok,” kata Mahsun.

Mahsun mengatakan vaksinasi Covid-19 memiliki target 181,5 juta sasaran, untuk mendapatkan herd immunity. Di seluruh dunia, saat ini vaksin sedang diperebutkan. Bio Farma dan pemerintah dapat mengakses vaksin ini dengan berbagai tahapan. 

“Stok vaksin terakhir sejak awal vaksinasi kurang lebih kita menuju 120 juta dosis, itu nanti disebar. Penyebarannya dari kementerian kesehatan melihat daerah-daerah prioritas yang membutuhkan vaksin lebih dulu. Vaksin ini juga bentuknya masih ada yang berbentuk bahan baku, vaksin awal diimpor langsung produk jadinya, lalu yang lainnya masih berbentuk bahan baku,” ujar Mahsun. (Daf)