Pemulihan Ekonomi dari Pandemi, Paradigma Baru Pembangunan

FAZ • Wednesday, 28 Apr 2021 - 08:55 WIB

Jakarta - Thee Kian Wie merupakan pakar ekonomi, khususnya dalam bidang sejarah ekonomi dan perkembangan industri, yang disegani baik di tingkat nasional maupun internasional.

Thee Kian Wie Lecture Series diselenggarakan pada April setiap tahunnya sebagai bulan lahir Thee Kian Wie. Lecture Series ke-6 ini mengambil tema ‘Pemulihan Ekonomi dari Pandemi Covid-19: Telaah Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi’.

Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko mengatakan, agenda pembangunan jangka menengah yang tengah berjalan diperlukan beberapa pertimbangan. Contohnya, ia menyebutkan, perlu dilakukan penyesuaian atas target capaian pembangunan, penajaman prioritas dan efisiensi anggaran pembangunan perlu dilakukan, menjadikan APBN sebagai instrument untuk memacu peran swasta yang lebih besar dalam pembangunan, serta bagaimana menjadikan COVID-19 sebagai momentum untuk melakukan perbaikan yang lebih substantif pada kebijakan pembangunan nasional.

“Sosok Thee Kian Wie mengajarkan kita untuk banyak belajar dari sejarah guna terus memperkuat fondasi ekonomi nasional,” ungkap Handoko.

Dirinya menekankan, pengalaman sejarah menunjukkan kekeliruan dalam melakukan tata kelola ekonomi yang baik, akan berujung pada krisis multidimensi yang memporak-porandakan capaian pembangunan.

“Thee Kian Wie memiliki jasa yang besar bagi pengembangan Pusat Penelitian Ekonomi, dan walaupun beliau telah tiada namun nama besar almarhum telah menjadi intangible asset tidak hanya bagi Pusat Penelitian Ekonomi, namun juga secara keseluruhan bagi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,” ujar Handoko.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti  mengatakan  bahwa Thee Kian Wie Lecture Series dapat memberikan dorongan semangat kepada peneliti dan akademisi di bidang Ekonomi.

“Semoga dengan kegiatan ini, akan makin banyak sosok-sosok baru ‘Thee Kian Wie’ yang penuh dedikasi bagi pengembangan ilmu ekonomi di Indonesia,” ujar Nuke.

Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Zamroni Salim mengungkapkan Indonesia hingga saat ini masih belum mampu membangun ketahanan pangan. Penguatan kelembagaan pangan, infrastruktur, sistem logistik, dan perdagangan internasional memegang peranan penting untuk memperkuat posisi ketahanan pangan nasional.

“Saat ini kita fokus pada sisi perdagangan internasional, selalu dihadapkan pada sisi pertarungan ekonomi politik yang pragmatis dan abai pada sisi yang lebih substantif,” tutup Zamroni.