Cerita Seru Menjalankan Puasa di Ramadhan 5 Benua

MUS • Monday, 26 Apr 2021 - 14:06 WIB

Jakarta - Radio MNC Trijaya FM menghadirkan special program "Ramadhan 5 Benua" seri 2, yang memberikan gambaran  diaspora Indonesia berpuasa di negeri orang.
Pada seri 2, Jumat malam (23/4/2021), tiga narasumber dari negara yang berbeda hadir berbagi cerita, yaitu Duta Besar LBBP RI Lebanon Hajriyanto Y. Thohari, Wakil Ketua PPI Paris Natasha Rose, dan Pelajar Indonesia di Madagascar Zulfahmi Aswendi.

Berikut rangkuman cerita mereka:
1. Beirut, Lebanon
​Hajriyanto Y. Thohari merupakan Duta Besar Indonesia di Beirut yang sudah tinggal selama 3 tahun di Beirut, Lebanon. Dubes Hajriyanto mengatakan, suasana Ramadhan di tengah pandemi berbeda dengan Ramadhan pertama saat Lebanon belum terjadi pandemi corona dan belum terjadi gerakan revolusi Assaurah. Suasana Ramadhan di Beirut sangat meriah, karena Lebanon merupakan negara Arab yang multikultural. Jumlah masyarakat muslim dan non muslim seimbang, serta masyarakat Lebanon sangat menyukai seremonial, maka saat ada momentum keagamaan, kota Beirut sangat ramai dan meriah.

"Saat pandemi corona, dan beberapa kali lockdown membuat suasana Ramadhan menjadi berbeda tidak ada hiasan, lampu-lampu, bisa dikatakan pandemi ini melumpuhkan perekonomian di Lebanon," kata Hajriyanto.

Menurut Dubes Hajriyanto, yang dirindukan saat suasana Ramadhan di Indonesia adalah berbuka puasa bersama. Namun, ketika di Beirut dan disaat pandemi buka puasa bersama ditiadakan.

2. Paris, Perancis
Natasha Rose adalah Wakil Ketua PPI di Paris, Prancis yang sudah tinggal di Paris selama 2 tahun. Natasha mengatakan, tahun ini berpuasa di Paris selama kurang lebih 16 jam dan suasana Ramadhan di Paris tidak ada yang berbeda dengan hari-hari biasa, karena lebih banyak masyarakat non muslim. "Kebetulan Paris lagi lockdown yang ke-3 sehingga tidak diperbolehkan berkumpul dengan banyak orang," ujar Natasha.

Menurut Natasha, masakan Indonesia di Paris memiliki rasa yang kurang mirip dengan di Indonesia karena bumbu yang dipakai tidak selengkap di Indonesia. "Bumbunya nanggung, jadi ya kangen banget sama makanan Indonesia," tambahnya. Selama 2 tahun menetap di Paris, menurut Natasha ia merindukan Nasi Padang, karena masakan Indonesia di Paris jarang ada warung Nasi Padang yang memiliki cita rasa sama seperti di Indonesia.

3. Madagascar, Afrika
Zulfahmi merupakan WNI yang lahir dan tinggal di Madagascar. Meski lahir dan tinggal di Madagascar, menurut Zulfahmi ia pernah menjalankan Ramadhan di Indonesia pada tahun 2019.

Suasana Ramadhan di Madagascar tentu berbeda dengan di Indonesia. Pasalnya Madagascar merupakan Negara muslim minoritas, sehingga Masjid tidak banyak. "Suara adzan jarang karena Masjid tidak banyak, misalnya di dekat rumah saya tidak ada Masjid yang dekat jadi untuk dengerin adzan untuk berbuka puasa tidak ada," ujar Zulfahmi.

Zulfahmi menambahkan, sebelum pandemi corona KBRI mengadakan salat tarawih berjamaah dan setiap hari Sabtu-Minggu mengadakan buka bersama. "Tahun ini tidak ada buka bersama, karena sekarang Madagascar masuk gelombang kedua Covid-19, jadi banyak aktivitas Ramadhan yang tidak bisa kita laksanakan lagi untuk sementara," ujarnya.

Makanan Indonesia yang dirindukan Zulfahmi adalah tahu bulat dan bakso. Menurutnya membeli tahu di Madagascar tergolong susah, jika ingin beli maka harus memesan terlebih dulu. (FAN)