Mungkinkah Indonesia Alami Pandemi Gelombang Kedua Seperti India? 

MUS • Friday, 23 Apr 2021 - 23:16 WIB

Jakarta – India mengalami gelombang kedua pandemi Covid-19. Di ibu kota New Delhi, karantina diberlakukan secara penuh selama seminggu ke depan, akibat lonjakan kasus yang membuat sistem kesehatan kota Delhi kewalahan. 

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi mengatakan dibanding India, penanganan covid di Indonesia berjalan lumayan baik. Ditandai dengan menurunnya kasus positif baru. Tapi masih ada kemungkinan lonjakan kasus  jika tidak diikuti dengan konsistensi penerapan prokes dan kehati-hatian. 

“Setiap negara memberi contoh bahwa kinerja yang baik jika tidak diikuti dengan konsistensi dan kehati-hatian, akan menimbulkan lonjakan kasus. Kita belajarlah dari kasusnya India, Brazil, Thailand, Filipina, Malaysia, dan beberapa negara Eropa mulai meningkat lagi,” ujar Sonny pada program Trijaya Hot Topic Petang Jum’at (22/4/2021). 

Alasan itulah yang membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan mudik. Periode pelarangan bahkan ditambah dari sebelumnya 6 Mei hingga Idul Fitri saja, kini ada 3 tahapan yaitu pra larangan mudik pada 22 April-5 Mei 2021, larangan mudik pada tanggal 6-17 Mei 2021, dan pasca mudik 18-24 Mei 2021. 

“Kami telah mengadakan rapat koordinasi di Pekanbaru dengan gubernur Riau dan Bupati Walikota Provinsi Riau. Lalu pihak Kementerian Kesehatan memberi tahu bahwa ada eksodus keluarga dari India masuk ke Indonesia. Kita langsung berkoordinasi untuk melakukan pengawasan ketat. Jika ada warga India yang datang ke Indonesia, mereka harus melewati karantina selama 14 hari dan melakukan PCR swab test. Kita juga menutup akses dari luar negeri, kita semakin perketat lagi pengawasan untuk orang-orang yang berpotensi membawa virus seperti ini,” kata Sonny. 

Sementara itu epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan Indonesia berpotensi mengalami gelombang kedua dengan tingkat kemungkinan 50%. Sebagai negara kepulauan Indonesia diuntungkan, karena jika ada satu pulau mengalami lonjakan kasus positif covid-19, bisa lebih fokus mengisolasi pulau tersebut.

“Ini kita bukan berarti tenang-tenang ya, ini artinya kita punya potensi yang bisa kita maksimalkan. Kondisi yang serius saat ini kan ada di Pulau Jawa, itu yang harus kita mitigasi dan kita lakukan upaya pengendalian yang cepat,” kata Dicky.

"Masyarakat Indonesia kadang ada yang masih santai jika sudah mendapat vaksin, atau sudah pernah terinfeksi virus covid-19. Masih banyak yang acuh terhadap virus ini, dan itulah yang membuat potensi Indonesia berakhir seperti India," pungkas Dicky. (Daf)