Turunkan Angka Stunting Melalui Lokakarya Komunikasi Perubahan Perilaku di 7 Kabupaten

ANP • Monday, 19 Apr 2021 - 01:36 WIB

JAKARTA - Awal tahun 2021, Presiden Joko Widodo menargetkan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada 2024. Menyadari bahwa pemerintah memerlukan dukungan semua elemen masyarakat untuk mencapai target tersebut, Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, bersinergi dengan Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (TP2AK) – Sekretariat Wakil Presiden dan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, serta didukung oleh Yayasan Cipta Cara Padu, menyelenggarakan lokakarya Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) untuk Percepatan Pencegahan Stunting.

 

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya  memberikan arahan dan panduan kepada mitra stakeholder di tujuh kabupaten di Indonesia untuk menyusun, mendalami, memetakan dan mengimplementasikan strategi KPP yang disesuaikan dengan konteks lokal di daerah masing-masing. Ketujuh kabupaten tersebut adalah Pasaman Barat, Rokan Hulu, Pandeglang, Garut, Kutai Kertanegara, Lombok Barat dan Lombok Utara.

Menurut data yang dikeluarkan oleh TP2AK, hingga Februari 2021, hanya 69 dari 260 kabupaten/kota prioritas intervensi penurunan stunting telah memiliki regulasi dan dokumen strategi KPP untuk percepatan pencegahan stunting. Sisanya, ada kabupaten/kota yang belum memiliki dokumen dokumen strategi KPP, dan ada pula yang belum memiliki regulasi strategi KPP. 

Strategi KPP diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan perilaku masyarakat dalam hal pola nutrisi serta pola hidup bersih dan sehat, sehingga dapat mempercepat pencegahan dan penurunan prevalensi stunting. Contoh perilaku yang diharapkan adalah agar para Ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah setiap hari selama masa kehamilan, para Ibu memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan, dan bagi orangtua membawa anak balitanya secara rutin mengunjungi Posyandu sebulan sekali.

Eddy Henry selaku Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation menyampaikan bahwa stunting adalah masalah yang sangat penting dan mendesak karena berhubungan dengan masa depan anak bangsa. Early Childhood Education and Development (ECED), sebagai salah  satu  program  Tanoto Foundation, memiliki   komitmen  dalam  upaya  pencegahan  stunting di Indonesia melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, serta mendukung  pengembangan  dan pendidikan anak usia dini secara holistik dan integratif.

“Implementasi program akan kita mulai dengan lokakarya. Kami akan membantu Pemerintah Kabupaten dalam membangun, memetakan dan mendalami dokumen strategi komunikasi sehingga menjadi aksi nyata yang efektif,” ujarnya.

“Perlu upaya serius dan sungguh-sungguh untuk mengatasi persoalan stunting di Lombok Utara dan daerah lain. Sinergi antara pemerintah dan swasta akan membantu mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia. Apresiasi pada Tanoto Foundation yang telah berupaya untuk membantu mengedukasi masyarakat mengenai stunting dan dampaknya di masa depan”, kata Bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu, SH. (ANP)