Pandemi Covid-19, Sahara Bina 50 Ribu Warung dan UKM Kuliner Sejabodetabek

ANP • Saturday, 10 Apr 2021 - 11:22 WIB

JAKARTA - Wabah pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia, termasuk Indonesia memang berdampak pada banyak hal, terutama perekonomian masyarakat. Itu juga yang dirasakan oleh warung-warung dan UKM kuliner yang dibina oleh SAHARA (Sahabat Usaha Rakyat) bersama INKOWAPI (Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia).

Untuk itulah, SAHARA bersama INKOWAPI selalu berusaha membuat terobosan-terobosan program yang bisa membantu warung-warung dan UKM kuliner binaannya tetap eksis di masa pandemi seperti sekarang ini. Salah satunya dengan menggagas program “Pembinaan dan Perkuatan 50 Ribu Warung/UKM Kuliner dan 2500 Pendamping se-Jabodetabek”.

Acara peluncuran program ini dilakukan secara virtual dalam bentuk webinar bertema “Tantangan dan Recovery Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19” dengan mengundang tokoh-tokoh penting di bidang UKM dan koperasi, di antaranya : Ir. R.S. Hanung Harimba Rachman, SE, MS selaku Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop dan UKM RI; Ir. Sharmila, M.Si selaku Ketua Umum Inkowapi dan founder SAHARA; M. Arsjad Rasjid P.M selaku Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional; Drs. H.A.M Nurdin Halid selaku Ketua Umum Dekopin; Rinna Syawal selaku Koordinator Kelompok Substansi Perencanaan Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Kesehatan RI; dan artis Marcella Zalianty, S. Sos, M.H selaku Ketua Umum PARFI 56 sekaligus pengusaha.

Dalam kata sambutannya, Ketua Umum Inkowapi sekaligus founder SAHARA, Ir. Sharmila, M.Si mengatakan program ini sengaja dibuat untuk memberikan semangat serta motivasi kepada semua pihak untuk mulai memasuki masa normal dalam mengelola ekonomi bangsa, terutama ekonomi perempuan, setelah hantaman badai pandemi Covid-19. Menurut Sharmila, program pembinaan dan perkuatan 50 ribu warung dan UKM kuliner se-Jabodetabek dari SAHARA dan Inkowapi ini merupakan uji coba. Kalau berhasil, dalam waktu dekat program ini juga akan dilakukan di semua propinsi di Indonesia.

Lebih lanjut Sharmila menjelaskan sebagai amanah dari Rapat Anggaran Tahunan (RAT) 2020 lalu, ada tiga program unggulan Inkowapi, yaitu modernisasi koperasi melalui digital atau Inkowapi Go Digital; melakukan pembinaan produk untuk ekspor; dan pembinaan 20 UKM di tiap-tiap desa atau kelurahan untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang bisa diberikan oleh Inkowapi, seperti bantuan permodalan, dan lain-lain.

Kedepannya, 50 ribu warung-warung binaan SAHARA dan Inkowapi akan menjadi mitra dari Kementerian Pertanian, dengan membuat program Toko Tani Indonesia. “Jadi warung-warung ini akan mendapat pasokan bahan pokok atau sembako dari Kementerian Pertanian, karena kementerian ini memiliki tanggung jawab, khususnya di Badan Pertahanan Pangan untuk bisa menjaga inflasi dan stabilisasi harga, sehingga harga di masyarakat bisa terkontrol. Dengan langsung masuk ke warung-warung maka akan terpotong rantai distribusi sehingga harga jadi lebih stabil. Warung-warung binaan ini diharapkan bisa menjadi garda terdepan untuk menekan laju inflasi di negara kita. Selain itu, warung-warung binaan ini juga diarahkan untuk menjadi garda terdepan ketika terjadi bencana di daerah sekitar. Ini merupakan program kerjasama kami dengan BNPB,” jelas Sharmila.

M. Arsjad Rasjid P.M selaku Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Pengembangan Pengusaha Nasional, dalam kata sambutannya mengatakan bahwa dalam era digitalisasi seperti sekarang ini, kita harus dapat mengikuti arus. Untuk UMKM, Arsjad berharap mulai masuk ke dalam ekosistem yang bernama online, karena ini sangat menguntungkan sekali, peluangnya sangat besar. “Lewat online, kita bisa membuat pasar tersendiri. Lewat digitalisasi, kita bisa membuat pasar baru. Contohnya tadinya jualan batiknya di Pekalongan, lewat digitalisasi, jualannya pindah bisa se-Indonesia, bahkan luar negeri,” terang Arsjad. (ANP)