Kilang Minyak Balongan Terbakar, Pertamina: Stok BBM Masih Banyak

MUS • Friday, 2 Apr 2021 - 18:06 WIB

Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan BBM nasional aman pasca-kebakaran Tanki T301 Kilang RU VI Balongan, Senin 29 Maret 2021 pukul 00.45 WIB dini hari. Pasokan BBM di back up dari kilang lainnya dan dipastikan ketahanan energi nasional tetap terjaga.

"Ketahanan pasokan BBM dan Avtur sangat memadai di kisaran 20 hingga 74 hari kedepan. Berdasarkan data saat ini, pasokan gasoline secara nasional sebesar 10,5 juta barel, Gasoil (solar) 8,8 juta barel dan avtur 3,2 juta barel," ujar SPV Communication and Investor Relation Pertamina Agus Suprijanto dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (2/4/2021).

Pertamina telah menerapkan pola suplai untuk mengantisipasi kondisi emergency atau kedaruratan, maka itu dipastikan olehnya tidak akan ada kelangkaan pasokan BBM. Dia pun memastikan tidak ada masalah pada kilang Balongan dan memastikan suplai pengganti dijalankan dari kilang RU IV Cilacap dan TPPI.

"Pertamina memiliki digital monitoring system untuk memantau stok BBM. Masyarakat tak perlu panik, karena stok sangat banyak," katanya.

Agus memastikan stok dan pasokan BBM di Indonesia khususnya DKI Jakarta dan Jabar aman. Saat terjadi kebakaran tangki BBM di Balongan, pasokan BBMA langsung di-cover dari Kilang Cilacap dan TPPI Tuban. Sedang Depo Plumpang di-back up dari Terminal Tanjung Gerem, Cilegon, Banten.

Oleh karena itu, kata Agus, Pertamina memastikan stok dan pasokan BBM aman. Kemarin Dirut Pertamina bersama direksi lain memantau sistem dan distribusi BBM dan LPG di Operation Centre digitalisasi BBM secara nasional aman.

Selanjutnya, menurut Agus, proses pengoperasian kembali Kilang Balongan pun segera dilakukan. Proses investigasi penyebab insiden sedang berlangsung dan akan dipercepat penyelesaiannya. Langkah ini sesuai arahan Dewan Komisaris Pertamina pada rapat koordinasi dengan Direksi Pertamina pagi tadi.

"Keputusan itu merupakan komitmen Pertamina dalam penerapan prinsip zero tolerance terhadap setiap insiden yang terjadi di lingkungan Pertamina," katanya.

Diketahui, sebanyak 26 ribu kiloliter (KL) BBM hilang akibat terbakarnya Tangki T301 pada Kilang Balongan. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto dalam diskusi yang sama. Kehilangan itu berasal dari empat tangki yang terbakar.

Sugeng mengungkapkan, ia mendapat kabar tentang kebakaran tersebut pada pukul 04.00 WIB pagi. Setelah memastikan kabar itu benar, ia langsung mengkonfirmasi hal itu kepada pihak yang berkompeten menjawabnya.

Ia mendapat penjelasan bahwa ada empat Tanki yang terbakar, dimana total kerugian BBM yang hilang mencapai 26 ribu KL.

"Tanki pertama kapasitasnya 27.000 KL, waktu terbakar terisi sekitar 23.000 KL. Kemudian satu Tanki lainnya hanya berisi 3.000 KL, total 26.000 KL (BBM terbakar)," ungkapnya.

Sugeng mengatakan, Komisi VII fokus pada pasokan BBM yang harus tetap terjaga. Sebab, iaenyebut kilang Balongan memiliki kapasitas yang sangat besar, yakni 125.000 barel, dengan produk-produknya yaitu Pertamax, Pertalite dan juga Bensin atau Premium.

"Tanki penyimpanan BBM disana (Balongan) banyak sekali, ada sekitar 38 Tanki timbun yang berisikan sudah menjadi BBM dan ada pula tanki-tanki lain hang masih processing, crude, ada setengah BBM yang bahkan jumlahnya sampai 70-an (Tanki)," ungkapnya.

Sugeng menyadari, keberadaan Kilang Balongan sangat strategis karena memasok BBM untuk wilayah lain. Dia pun mengungkap, dari total kapasitas penyimpanan BBM di Terminal BBM (TBBM) Plumpang sebesar 15.000 KL, sebanyak 14.000 KL di antaranya merupakan suplay dari Balongan.

"Kami menekankan pada Pertamina, meskipun telah terjadi ledakan di Tanki kilang Balongan, bagaimana dipastikan agar suplay BBM di MOR III, khususnya Jakarta dan sekitarnya tidak terganggu," pungkasnya.