Vaksinasi RI Nomor 7 Tertinggi di Dunia, Hary Tanoesoedibjo Optimistis Ekonomi Bangkit Semester II/2021

AKM • Friday, 26 Mar 2021 - 21:45 WIB

Jakarta  - Vaksinasi Covid-19 di Tanah Air semakin masif, bahkan Indonesia kini menduduki peringkat tujuh negara dengan vaksinasi Covid-19 tertinggi di dunia, di luar lima negara produsen vaksin yakni Amerika Serikat, Inggris, Rusia, India dan China. 

"Lima negara ini pasti tinggi vaksinasinya. Di luar lima negara ini, Indonesia tadinya nomor 20. Naik ke nomor 15, naik ke nomor 10, sekarang ke nomor 7 dari 165 negara di dunia," ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Jumat (26/3/2021).

Hal itu disampaikannya dalam Manager Forum ke-55 MNC Group bertema "Strategi Kementerian Kesehatan RI dalam Mengatasi Covid-19 untuk Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Corporate Business Update" yang diikuti ribuan karyawan MNC Group level manager up. 

Budi menjelaskan, sudah 10 juta orang yang divaksin hingga saat ini. 

"Saya atur phase-nya, Mei-Juni baru kita naikkan ke satu juta per hari. Nah, Juli ke bawah itu yang kita mesti besar-besaran suntikannya. Kenapa? Balik lagi, karena ketersediaan vaksinnya," tuturnya. 

Dia menegaskan divaksin bukan berarti seseorang akan kebal virus Covid-19. Hanya saja, vaksin akan membentuk imunitas atau antibodi, sehingga lebih kuat dan lebih cepat melawan bila diserang virus tersebut. Adapun, antibodi baru terbentuk optimal 28 hari sesudah suntikan vaksin yang kedua.

"Yuk kita lakukan vaksinasi ini sesuai tahapannya. Vaksinasi tujuan utamanya bukan melindungi diri kita, ini untuk melindungi keluarga kita, tetangga kita, seluruh rakyat Indonesia dan seluruh umat manusia di dunia," terangnya. 

Budi berharap, tak ada lagi masyarakat yang melakukan penolakan saat mendapat giliran divaksin. "Fungsi sosialnya jauh lebih besar dibandingkan fungsi individu," tegasnya.

Vaksinasi, lanjut Budi, merupakan salah satu strategi untuk mengatasi pandemi Covid-19. Bila krisis kesehatan ini berhasil ditangani,  otomatis krisis ekonomi yang terjadi sebagai dampak pandemi pun akan teratasi.  

"Krisis ekonomi yang sekarang berbeda, karena penyebabnya bukan krisis keuangan. Masalahnya adalah krisis kesehatan. Responsnya harus dari sektor kesehatan dulu, agar kesehatannya bisa selesai, otomatis ekonomi akan selesai," jelas Budi. 

Selain vaksinasi, ada strategi lainnya dalam menangani pandemi Covid-19, yakni menekan laju penularan, memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan yakni rumah sakit untuk 20% dari total jumlah penderita.

Yang terpenting adalah memperbaiki sistem kesehatan publik atau perubahan perilaku alias standar protokol kesehatan yang dijalankan dengan disiplin.

Budi mengingatkan masyarakat untuk selalu menerapkan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

"Virus ini sebenarnya lemah, hidupnya hanya 14 hari. Orang yang kena, kemungkinan hidupnya tinggi," katanya.

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengapresiasi langkah cepat Budi menangani Covid-19. 

Seperti diketahui, Budi baru 3 bulan lalu dilantik sebagai Menteri Kesehatan.

"Terima kasih Pak Menteri, banyak wawasan baru yang kita ketahui tentang penanganan Covid. Ini memberikan optimisme. Kalau saya lihat tadi, vaksin yang akan dilakukan semester II/2021 akan masif sekali," tutur Hary. 

Hary optimistis ekonomi Indonesia akan membaik di semester II/2021, seiring dengan masifnya vaksinasi nasional. "Tentunya diharapkan ekonomi kita juga akan jauh lebih baik nantinya di semester II/2021," tuturnya.

Hary menyebut, pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak Covid-19. Bahkan, Bali yang selama ini menjadi unggulan pun belum bisa bangkit pariwisatanya, karena belum dibuka untuk wisatawan mancanegara.

Di Jakarta, kata Hary,  _occupancy_ hotel masih sekitar 30 persen.

"Mudah-mudahan semua bisa berjalan dengan baik sesuai rencana. Harapan kita semua Covid bisa di-minimize secepat-cepatnya dan ekonomi kita bisa kembali pulih seperti sedia kala," pungkas Hary.