Rencana Sekolah Tatap Muka, PKS: Persiapkan dengan Matang dan Hati-Hati

FAZ • Thursday, 25 Mar 2021 - 23:32 WIB

Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merencanakan akan memulai pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah di Jakarta meskipun masih secara terbatas.

Saat ini Dinas Pendidikan masih menyiapkan konsep juknis serta juklak utk rencana pilot project sekolah untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini. Diantara konsepnya adalah penetapan kapasitas ruangan yang hanya akan berisi 50% dari kapasitas kelas, menetapkan protokol kesehatan.

Sekolah percontohan dengan pembelajaran tatap muka ini nantinya akan menjadi  bahan kajian untuk membuka sekolah seluruhnya secara tatap muka.

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS Solikhah mengingatkan agar rencana pembelajaran tatap muka di sekolah ini perlu dilakukan secara hati-hati, terutama untuk sekolah dasar. Pembelajaran tatap muka disekolah ini harus dipesiapkan secara matang. Pertama dari sisi gedung sekolahnya, perlu dilakukan pembersihan dulu termasuk dengan desinfectan mengingat gedung, ruangan dan perlengkapan yang ada di dalamnya sudah setahun lebih tidak digunakan.

“Jangan sampai gedung dan ruang tersebut menjadi sarang penyakit yang bisa menyerang siswa yang menjalani pembelajaran tatap muka,” kata Solikhah, Kamis (25/3/2021).

Kedua, menurut Solikhah yang juga Pengurus Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS menambahkan, perlu dikaji model pembelajarannya termasuk durasi pembelajaran tatap muka yang akan dilakukan, apakah akan dilakukan setiap hari, apakah untuk semua jenjang kelas secara berbarengan dan apakah akan dilakukan secara hybrid yaitu sebagian tatap muka dan sebagian daring.

“Jika dilakukan secara hybrid, tentu perlu upaya yang besar dari guru pengajar,” tambahnya.

Yang ketiga, proses pembelajaran tatap muka ini juga harus diawasi secara ketat dalam pelaksanaan protokol kesehatannya, terutama bagi siswa SD. Bukan hanya para siswa yang harus disiplin tapi juga guru, orangtua, penjaga sekolah dan seluruh yang hadir ke sekolah.

“Memakai masker dan pihak sekolah menyediakan masker juga, di jaga jangan sampai terjadi saling bertukar masker antar siswa, rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer dan sedapat mungkin tidak bersentuhan fisik, juga tidak berinteraksi sembarangan atau membeli makanan dari luar,” pinta Solikhah, yang berasal dari daerah pemilihan Jakarta Barat IX ini.

Untuk itu Solikhah mengingatkan, pembelajaran tatap muka ini jika dilaksanakan harus mendapat persetujuan dari orang tua siswa dan juga dukungannya serta dukungan dari lingkungan sekitar sekolah. Orang tua misalnya selalu menyiapkan bekal dari rumah agar anak tidak jajan dan membeli sembarang makanan di luar sekolah serta selalu mengingatkan agar menjaga protokol kesehatan.

“Warga di lingkungan sekitar juga membantu mengawasi lingkungan sekitar sekolah yang dilaksanakan PTM ini. Jadi tidak semuanya dibebankan ke sekolah dan ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, hanya menyalahkan pihak sekolah,” tandasnya.

Terakhir, Solikhah mengusulkan, selain memastikan bahwa guru pengajar juga sudah divaksinasi covid-19, setiap siswa yang mengikuti PTM juga diupayakan anggota keluarganya yang sudah layak divaksinasi, harus divaksinasi terlebih dahulu. Agar siswa yang datang dan belajar tatap muka di sekolah tidak menjadi carrier covid-19 ke lingkungan sekolah.

“Untuk itu perlu dilakukan pendataan kepada anggota keluarga dari siswa yang akan menjalani PTM di sekolah,” katanya mengakhiri.