BI Memprakirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Di Tahun 2021 Tumbuh 4,3 - 5,3 %

ANP • Thursday, 25 Mar 2021 - 15:09 WIB

Jakarta - Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indinesia di tahun 2021 akan meningkat pada kisaran 4,3 - 4,5%. Hal itu didasarkan pada perbaikan ekonomi domestik yang diprakirakan berlanjut, dimana akselerasi program vaksin nasional dan disiplin dalam protokol Covid-19 diharapkan dapat mendukung proses pemulihan ekonomi domestik. Selain itu, untuk mendorong permintaan domestik lebih lanjut, sinergi kebijakan ekonomi nasional terus diperkuat.

Hal itu diungkap Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI), Riza Tyas Utami di sesi Pelatihan Wartawan Ekonomi Nasional BI secara virtual hari ini Kamis (25/3). Riza menyatakan, negara maju yang dipimpin oleh Amerika Serikat pasca Presiden Joe Biden menjabat langsung mengakselerasi program vaksinasi guna menggenjot pertumbuhan ekonomi.

"Kalau kita lihat negara-negara yang mengalami pertumbuhan, mengalami pemulihan yang lebih cepat memang didukung oleh akselerasi pelaksanaan vaksinasi yang terjadi, terutama di negara maju," kata Riza.

Menurut dia, ada beberapa faktor mengapa AS, China dan India dapat mengakselerasi program vaksinasinya. Pertama dari sisi kemampuan suplai vaksin yang besar, lalu pelaksanaan vaksinasi yang didukung oleh ketersediaan alat kesehatan (alkes) dan fasilitas pendukung lain.

"Amerika yang pada saat Presiden Trump sempat mengalami kemunduran, kemudian pergantian pemerintahan, ini menyebabkan mereka bisa mengejar vaksinasi dengan sangat cepat. Sehingga Amerika sekarang berada pada nomor 4 akselerasi pelaksanaan vaksinasinya," ujarnya.

Hasilnya, pemulihan ekonomi di ketiga negara tersebut yang dipimpin oleh Amerika Serikat mampu mengungkit ekonomi global yang membaik. Namun masih belum berjalan seimbang, lantaran pergerakan positifnya belum dibarengi oleh banyak negara, terutama negara berkembang atau emerging market (EM), termasuk Indonesia.

"Sebenarnya salah satu faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan tadi antara negara maju dan beberapa negara EM dengan negara EM yang lain, salah satu kuncinya adalah pelaksanaan vaksinasi," tegas Riza.

Dengan vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19, maka permintaan domestik yang masih lemah dapat didorong dengan 5 (lima) respon kebijakan. Yaitu : 1. Pembukaan sektor produktif dan aman. 2. Percepatan stimulus fiskal (realisasi anggran). 3. Peningkatan kredit dan sisi permintaan dan penawaran. 4. Stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial. 5. Digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.

 

Selain itu tambah Riza, inflasi 2021 diperkirakan tetap terkendali dalam sasaran 3,0 +-1%.

"Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID), guna mengendalikan inflasi IHK sesuai kisaran targetnya".

Sementara Pasar Keuangan Domestik tetap terjaga di tengah tekanan. Dimana di pasar saham, IHSG melanjutkan perkembangan positif. Sampai denga 17 Maret 2021, performa IHSG menungkat 0,6% (mtm), melanjutkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya 6,5% (mtm), sejalan optimisme investor yang terjaga terhadap pemulihan ekonomi. (ANP)