Dinilai Diskriminatif, Pemerintah didesak Laporkam BWF ke Arbitrase Internasional

AKM • Tuesday, 23 Mar 2021 - 10:18 WIB

Jakarta - Perlakuan diskriminatif BWF terhadap tim bulu tangkis Indonesia dalam turnamen All England 2021 di Inggris terus menuai protes. Hal ini terjadi sebagai salah satu bentuk kekecewaan dan simpati  dari masyarakat Indonesia.

Anggota MPR Fraksi Demokrat, Bramantyo Suwondo, mendesak pemerintah segera melaporkan Badminton World Federation (BWF) ke Arbitrase Internasional. Suwondo menilai perlakukan panitia penyelenggara kompetisi bulu tangkis tertua di dunia ke Indonesia telah melukai seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

“Tentunya dalam hal ini pemerintah Indonesia harus bikin statement yang jelas kepada panitia di Inggris bahwa kita menolak tindakan diskriminatif seperti ini,” katanya saat menjadi narasumber diskusi Empat Pilar MPR RI, dengan tema “Polemik All England Dan Nasionalisme”, di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (22/3).

Suwondo menuturkan langkah l konkrit yang harus dilakukan, adalah melaporkan Badminton World Federation (BWF) ke Arbitrase Internasional.

“Tentunya bagaimana langkah yang diambil entah itu langkah hukum apakah melalui media sosial segala macamnya itu yang kita harus tekankan,” imbuhnya.

Insiden yang terjadi pada Indonesia di All England 2021 menurut Suwondo, juga harus menjadi renungan bersama. Agar insiden serupa tidak terjadi, maka harus dijadikan pembelajaran. 

“Ini jadi catatan bagi kami tapi bukan catatan yang bisa kita terima ini harus ditindaklanjuti khususnya untuk perhelatan olahraga lain dikemudian hari,” tandasnya.

Namun demikian, Bramantyo mengharapkan agar Indonesia tetap terus membangun komunikasi yang lebih baik dengan pihak panitia penyelenggara All England 2021.

“Indonesia seharusnya lebih tegas terhadap aksi dari bwf tersebut, komunikasi juga harus dibangun lebih baik antara panitia dengan pihak Indonesia,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, tim Indonesia dipaksa mundur dari All England Open 2021 sejak hari pertama, Rabu (17/3).Alasannya, pihak NHS (Otoritas Kesehatan) Inggris mendapati bahwa tim Indonesia berada satu pesawat dengan penumpang anonim yang belakangan diketahui positif Covid-19.

Berdasarkan protokol kesehatan di Inggris, siapapun yang terdeteksi berada satu pesawat dengan penumpang positif Covid-19 dianggap sebagai close contact alias kontak dekat, yang diharuskan menjalani karantina 10 hari.Imbasnya, tim Indonesia tak bisa main dan melanjutkan pertandingan di All England Open 2021, meski sejatinya mereka telah mendarat di Birmingham sejak Sabtu (13/3) pekan lalu.

BWF dan Badminton England selaku panitia penyelenggara pun tak bisa apa-apa dan terkesan lemah, berlindung di bawah aturan NHS tersebut.Tak ada pemain Indonesia dan peserta lain yang tahu soal kebijakan close contact dan karantina 10 hari di Inggris seperti itu, artinya BWF gagal berkoordinasi dengan baik untuk menggelar turnamen sekelas All England kali ini.

Buntut kasus Indonesia dipaksa mundur dari All England Open 2021 menghadirkan amarah besar bagi publik Tanah Air, bahkan sampai ke Kemenpora, Menlu, Dubes RI di London hingga Presiden Joko Widodo.