Kepala BKKBN Optimis DIY Mampu Ciptakan Keluarga Berkualitas Melalui Sinergi Program Parenting dan Stunting

ANP • Saturday, 20 Mar 2021 - 23:18 WIB

Jakarta –  Ketua BPD AKU (Badan Pengurus Daerah Asosiasi Kelompok UPPKS) Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara melakukan audiensi ke Kepala BKKBN Dr. (H.C.), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) di Kantor BKKBN Pusat, Jakarta timur. Maksud dan tujuan kedatangan GKR Bendara ini untuk menciptakan sinergi antara BKKBN dan BPD AKU DIY, sehingga melalui program pemberdayaan kesejahteraan keluarga, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dapat tercapai. “Terima kasih kepada Bapak Hasto beserta jajaran telah menerima kami dengan baik, saya soan kesini mau minta dukungan dan bimbingan tentang program-program yang bisa bersinergi bersama BKKBN terutama perihal Program Stunting”, jelas GKR Bendara. Beliau adalah salah satu wanita yang dikenal baik oleh masyarakat sebagai key opinion leader yang mampu memberikan edukasi yang baik dan benar kepada masyarakat di berbagai bidang, salah satunya di bidang parenting.

GKR Bendara menambahkan,”Ketika masa pandemi ini BPD AKU memang mengalami kesulitan, tapi Alhamdulillah penghasilan BPD AKU di DIY masih bisa surplus”, tambah GKR Bendara. Namun, kami perlu juga koordinasi terkait sinergi program-program yang ada di BKKBN dikhawtirkan ada yang missed, ditambah lagi PR nya terkait stunting. Kita minta anggota kita ini mendapatkan informasi yang tepat dan tidak hanya pemberdayaan ekonomi keluarga, namun juga tentang program stunting”, imbuh GKR Bendara.

Sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Pencegahan Stunting dan mantan Bupati  Kulon Progo salah satu Kabupaten di DIY, Kepala BKKBN Dr. (H.C.), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) sangat menyambut baik maksud dan tujuan kedatangan GKR Bendara. “Saya senang sekali Gusti Bendara mau soan kesini, yang pertama terkait BKKBN visinya adalah menciptakan keluarga berkualitas, berkualitas yang tentram, mandiri, bahagia. Bukan lagi 2 anak cukup, karena keinginan memiliki jumlah anak kan hak reproduksi setiap orang”, jelas dokter Hasto. 

“Banyak-banyak sekali permasalahan di masa pandemi, ketika masa pandemi perceraian semakin meningkat, pekerja swasta banyak yang di PHK, masalah ketentraman kami juga menghadapi tantangan, dimana parenting harusnya bagaimana menjadi orangtua yang baik, tapi bahkan banyak keluarga yang menjadi toxic relationship masalah ekonomi yang menjadi penyebabnya. Tidak hanya itu, kematian ibu dan bayi masih tinggi sehingga meningkat berdasarkan proyeksi para ahli di tahun 2020”, ungkap dokter Hasto.

“Untuk UPPKS ada AKU di dalamnya, ekonomi ada di pilar kedua dalam keluarga, ekonominya juga baik dan harus mandiri untuk jadi keluarga sejahtera. BKKBN pernah diberikan kepercayaan dengan diberikan modal, namun anggota UPPKS banyak yang modalnya tidak kembali atau kredit macet, karena sifat masyarakat atau karakter masyarakat yang apabila diberikan pinjaman tidak dikembalikan, dianggapnya uang pemerintah ya uang untuk rakyat”, tambah dokter Hasto.

Pada kesempatan yang sama GKR Bendara menambahkan, “benar sekali dan hal lain keluarga UMKM ada willingnes untuk belajar lebih meningkatkan UMKM nya, sehingga untuk memiliki anak stunting bisa dicegah, namun untuk keluarga yang memiliki anak stunting biasanya mereka belum tentu sadar memiliki anak stunting”, tambah GKR Bendara.

“Ya, untuk mencegah anak menjadi stunting kita bisa mulai juga dari ibu hamil dan anak dibawah usia 2 tahun yang masih bisa diubah jadi anak tidak stunting, namun kalau sudah diatas 2 tahun kita hanya bisa melatihnya saja dengan keterampilan-keterampilan dan tidak bisa menyembuhkan stunting”, terang dokter Hasto.

“Sekarang kita harus curi start untuk bekerjasama dengan pihak swasta, saya mohon Gusti Bendara bisa membantu bagaimana BKKBN bermitra bersama-sama AKU diijinkan bermitra dengan swasta terutama pihak swasta yang ada di Yogya, nanti kita bantu data stunting yang ada di Yogya ada berapa. Saya setuju kita buat program dari hulu ke hilir yang hasilnya bisa dibuat tim project salah satunya budidaya, misalkan lele atau yang lainnya, bisa dimulai ke keluarga yang memiliki anak stunting, dengan cara itu hulu ke hilir bisa dikuasai dan anggaran kita bisa bermitra dengan pihak swasta”, ujar dokter Hasto.

Dalam pertemuan tersebut Kepala BKKBN didampingi juga oleh Drs. Eli Kusnaeli, MM.Pd Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN, Safrina Salim, SKM, M.Kes Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN. (ANP)