BKKBN Sambut Baik Rencana Integrasi Program KB di 36 Rumah Sakit NU di Seluruh Indonesia

ANP • Friday, 19 Mar 2021 - 23:31 WIB

Jakarta –  Kepala BKKBN Dr. (H.C.).dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menerima audiensi Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama/Asosiasi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (LKNU/ARSINU) bertempat di Kantor BKKBN Pusat, Jakarta Timur. Ketua Umum ARSINU Dr. Dr. H.M. Zulfikar As’ad, MMR menyampaikan maksud kunjungannya, bahwa LKNU/ARSINU siap dan bersedia untuk bekerjasama, serta berintegrasi dengan Program BKKBN. “Kami di ARSINU memiliki 36 Rumah Sakit yang tersebar di seluruh Indonesia yang siap untuk berintegrasi dengan BKKBN khususnya dalam hal pencegahan stunting”, imbuh Zulfikar.

Menanggapi hal tersebut Dokter Hasto mengakui, “peran serta organisasi masyarakat berbasis agama serta tokoh agama sudah membuktikan peran pentingnya untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Khususnya Nahdlatul Ulama (NU) serta Organisasi lainnya dibawah naungan NU salah satunya Fatayat NU yang juga punya tempat khusus dalam berbagai lapisan masyarakat, terutama perempuan dan anak perempuan yang memiliki kebutuhan khusus terkait kesehatan reproduksinya, termasuk untuk mendapatkan layanan KB atau kesehatan reproduksi”, tambah dokter Hasto (Jakarta 18/03/2021).

“Tentunya, BKKBN tidak dapat bekerja sendirian untuk melakukan pencegahan stunting, kami harus melibatkan Kementerian/Lembaga untuk bersama-sama bersinergi mencapai target yang telah ditentukan. Kami juga telah beraudiensi dengan Kementrian Agama untuk sama-sama melakukan edukasi pada calon pengantin, dengan pendampingan dari BKKBN harapannya 3 bulan sebelum melakukan pernikahan dilakukan penilaian status gizi secara virtual, sehingga setelah menikah calon ibu sudah siap secara fisik dan mental agar tidak melahirkan generasi stunting” imbuh dokter Hasto. Selain itu, pendampingan stunting oleh BKKBN melalui Kampanye Pendewasaan Usia Perkawinan dan 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Banyak, Terlalu Sering/Rapat), ini sangat penting juga untuk cegah stunting. Kampanye orang mau nikah, calon ibu harus cukup nutrisinya dan jangan lupa minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia. Ya, hal ini terbukti bisa mencegah naiknya angka kematian ibu dan bayi”, terang dokter Hasto.

Pada kesempatan yang sama dokter Hasto juga menjelaskan, BKKBN akan support alat-alat kontrasepsi ke Rumah Sakit yang menjadi mitra BKKBN sesuai dengan kebutuhan. Apalagi susuk KB, ya susuk KB sangat diminati dan dengan adanya kerjasama susuk ini diberikan gratis oleh BKKBN ke semua Rumah Sakit (RS) yang bermitra dengan BKKBN. Mungkin satu hal teknis yang bisa kita tindaklanjuti merupakan pelayanan KB di 36 RS NU di Indonesia yang bisa diperoleh dari dinas setempat”, jelas dokter Hasto.

Dalam pertemuan ini Kepala BKKBN didampingi juga oleh Wahidah P.S, S.Sos, M.Si Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga BKKBN, Drs. Eli Kunaeli, MM.Pd Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN, dan Drs. Putut Riyatno, M.Kes Kepala Biro Umum dan Humas BKKBN. (ANP)