Tips Medsos Tidak Mudah Diretas

MUS • Thursday, 18 Mar 2021 - 09:16 WIB

Jakarta – Beberapa bulan belakangan marak terjadi penipuan via sosial media seperti whatsapp maupun instagram. Penipuan yang terjadi dilakukan dengan cara meretas akun sosial media korban, kemudian pelaku penipuan mulai memeras relasi korban dengan berbagai macam modus.

Pakar sekaligus peneliti Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Ibnu Dwi Cahyono memberikan beberapa tips untuk menjaga sosial media agar terhindar dari peretasan atau ‘hack’, saat dihubungi MNC Trijaya FM, Rabu (17/03/2021).

Berikut daftarnya :

1. Aktifkan Verifikasi Dua Langkah.

Tips pertama dan paling penting adalah selalu aktifkan ‘Two Step Verification’ (TSV) atau Verifikasi Dua Langkah pada setiap sosial media. Ibnu mengatakan pengguna bisa dengan mudah mengaktifkan TSV melalui pengaturan dan pilih menu ‘security’ atau kemanan pada aplikasi whastapp. Nantinya pengguna akan diminta membuat kode pin, yang tidak boleh diberitahu pada siapapun. Hal ini juga berlaku pada sosial media lain seperti facebook, instagram ataupun email.

2. Hati-hati Menggunakan Wifi Publik

Untuk kasus yang satu ini, biasanya terjadi pada media sosial seperti Instagram. Ibnu menjelaskan kasus peretasan media sosial seperti Instagram jauh lebih rumit ketimbang Whatsapp. Pengguna sosial media diharapkan lebih berhati-hati dalam menggunakan wifi publik ‘gratisan’.

“Karena selalu ada kemungkinan saat pakai wifi publik, si admin wifi publik nakal. Biasanya di cafe paling banyak. Si admin bisa lihat aktivitas kita, username dan password kita. Selain itu bisa juga lewat link phising seperti halaman fiktif,” ujar Ibnu

3. Bedakan Password Email dengan Akun Sosial Lainnya

Berikutnya yang tidak kalah penting adalah soal password email. Ibnu menuturkan, yang jadi masalah, banyak kasus pengguna sosial media yang password sosial media dan emailnya sama. Jika password email dan sosial media sama, peretas dapat dengan mudah mengakses dan mengganti alamat email, sehingga pengguna tidak bisa melakukan ‘recovery’ atau pengembalian akun.

"Jadi kita harus anggap email itu adalah pertahanan benteng terakhir. Jadi passwordnya harus beda. Kemudian two step verifikasi harus diaktifkan," tambahnya.

4. Unduh Aplikasi Pendeteksi Nomor Penipuan

Kemudian Ibnu juga menyarankan, pengecekan nomor handphone penipu melalui website yang menyimpan database penipuan di google, atau penggunaan aplikasi pihak ketiga untuk mempermudah deteksi nomor handphone penipuan.

“Di smartphone juga bisa install aplikasi truecaller atau semacamnya. Aplikasi itu mengumpulkan data-data, nama, nomor HP. Jadi kalau ada satu nomor HP dia melakukan banyak penipuan ada notifikasinya,” imbuhnya.

5. Telepon Korban untuk Konfirmasi

Terakhir, Ibnu memberikan saran jika kita mencurigai ada penipu yang mencoba menggunakan nomor atau nama rekan kita, sebaiknya langsung hubungi orang yang bersangkutan untuk mengkonfirmasi kebenarannya. Selain itu, jika memang benar, beritahu infonya pada kerabat di sosial media dan keluarkan yang bersangkutan dari grup Whatsapp untuk menghindari aksi penipuan lebih jauh.