PII Dukung Pengembangan Infrastruktur Pariwisata

AKM • Tuesday, 16 Mar 2021 - 15:14 WIB

Sorong - Peran organisasi profesi dalam membantu percepatan pembangunan wilayah Indonesia menjadi bagian yang tak terpisahkan. Organisasi seperti Persatuan Insinyur Indonesia ( PII) menjadi wadah dalam menyatukan memaksimalkan peran dan fungsi profesi Insinyur.

Ketua Umum PII Heru Dewanto menyatakan pentingnya pengembangan infrastruktur pariwisata didukung oleh komunitas insinyur. Salah satunya seperti Papua Barat dengan potensi wiaata Raja Ampat yang menjadi destinasi wisata andalan Indonesia.

“ Penting bagi kita para insinyur untuk memberikan dukungan pengembangan infrastruktur pariwisata, karena pasca-pandemi nanti sektor pariwisata diprediksi akan mengalami lonjakan paling cepat," ujar Heru dalam pelantikan Ketua Pengurus PII wilayah Papua Barat, Ir. H. Rokhman, Papua beberapa waktu yang lalu.

Heru menegaskan setiap pengurus dan anggota PII harus mengarusutamakan visi PII yaitu "Insinyur Indonesia menuju panggung dunia"

Heru   mengapresiasi PII wilayah Papua Barat yang telah memiliki 100 orang lebih insinyur profesional. 

“Diperlukan transformasi kepemimpinan dari pusat hingga cabang dan wilayah yang menjadi kesatuan dan saling mendukung,” tambahnya.

IMenurut Heru, Indonesia telah membuat lompatan pembangunan infrastruktur dalam 5 tahun terakhir sehingga daya saing Indonesia dari sisi infrastruktur naik kelas.

"Kenaikan daya saing infrastruktur Indonesia bisa kita lihat dari Infrastructure index dan ease of getting electricity hingga bisa seperti sekarang ini. Lompatan infrastruktur ini terbukti mendorong sektor produksi seperti industri, pertanian dan pariwisata," kata Heru.

Heru juga mendukung untuk mengoptimalkan pembangunan infrastruktur di wilayah destinasi wisata, dan hal ini sejalan dengan kebutuhan infrastruktur di Papua Barat mengingat Raja Ampat menjadi destinasi wisata kelas dunia.

"Dulu dalih kita karena kurangnya dukungan infrastruktur. Tapi sekarang infratruktur sudah terbangun. Coba dilihat? bandara dan akses jalan di Solo, Yogya, Kertajati, Lombok, Labuan Bajo, Manado, Kualanamu, Silangit dan banyak lagi berikut jalan akses, air bersih, telekom, kamar hotel dan sebagainya. sekarang terkesan over supply. Mungkinkah target saat infrastruktur direncanakan terlalu tinggi? Seperti jumlah wisman dan wisatawan domestik per tahun, atau mungkin kurang siap dengan gagasan-gagasan di lapangannya". jelas Heru.

Heru mengharapkan krisis ekonomi akibat pandemi covid 19 tidak dijadikan alasan berikutnya untuk tetap bergerak maju.

"Perlu kreatifitas dan improvement, kerjasama, berpikir cerdas harus dilakukan di sisi sektor-sektor produksi. Karena saya lihat infrastruktur sudah mulai kehabisan napas mendukung sektor-sektor tersebut," pungkas Heru