Tingalan Jumenengan Dalem ke-32: Penanda Keterbukaan Keraton pada Perubahan Zaman

MUS • Friday, 12 Mar 2021 - 17:35 WIB

Yogya - Pada tahun 2021, Tingalan Jumenengan Dalem diselenggarakan untuk memperingati 33 tahun bertakhta Sri Sultan Hamengku Buwono X menurut kalender Jawa yang bertepatan dengan Sabtu, 13 Maret 2021 (29 Rejeb, Tahun Jimakir 1954).

Sementara itu, berdasarkan tahun Masehi, Sri Sultan Hamengku Buwono X genap bertakhta selama 32 tahun pada 7 Maret 2021.

Guna memperingati agenda tersebut, Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian upacara yang dilaksanakan sejak 27 Rejeb atau 11 Maret 2021. Rangkaian Hajad Dalem peringatan Tingalan Jumenengan Dalem meliputi: Ngebluk (27 Rejeb/11 Maret), Ngapem (28 Rejeb/12 Maret), Sugengan (29 Rejeb/13 Maret), Labuhan Parangkusumo (30 Rejeb/14 Maret), serta Labuhan Lawu dan Labuhan Merapi (1 Ruwah/15 Maret)

Terkait adanya pandemi COVID-19, pelaksanaan seluruh rangkaian acara digelar dengan pembatasan, baik personel maupun tata cara pelaksanaan. Acara juga digelar secara tertutup atau tidak membuka akses untuk umum.

Penghageng Kawedanan Hageng Punokawan Parwabudaya, GKR Mangkubumi, menuturkan meski terdapat penyesuaian pada prosesi, makna dan esensi dari upacara tersebut tidaklah hilang.

Upacara adat yang telah berjalan ratusan tahun lamanya, akan tetap berjalan sebagaimana mestinya walaupun dengan penyesuaian. Adanya kebijakan ini merupakan wujud konsistensi Keraton Yogyakarta melaksanakan tradisi dalam situasi apa pun.

“Seperti halnya pelaksanaan peringatan Tingalan Jumenengan Dalem tahun lalu, saat itu pandemi sudah ada. Pada saat itu, pelaksanaan Labuhan Lawu yang biasanya dilaksanakan sampai Hargo Dalem, disesuaikan hanya sampai di Cemoro Kandang. Meski demikian, ubarampe yang disiapkan beserta prosesinya tetaplah sama. Tahun ini, berbagai penyesuaian tetap dilakukan. Acara di luar Hajad Dalem seperti pameran dan simposium juga akan disesuaikan,” terang Gusti Mangku, sapaan akrabnya.

Menurut GKR Mangkubumi, pada kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X, keraton senantiasa berupaya untuk dapat relevan dengan perkembangan zaman.

“Teknologi berkembang, dan keraton menggunakannya untuk siar budaya yang lebih luas. Kekayaan budaya keraton baik benda maupun tak benda didokumentasikan agar masyarakat bisa mengenal, mempelajari, kemudian ikut menjaga. Hal-hal ini tentu membutuhkan dukungan dari siapa pun, termasuk tenaga Abdi Dalem yang memiliki keahlian namun tetap menjunjung tinggi adat dan budi pekerti,” jelas Gusti Mangku.

Selain adanya rangkaian upacara adat, peringatan Tingalan Jumenengan Dalem kali ini juga akan diisi dengan serangkaian kegiatan seperti pameran dan webinar terkait budaya keraton. Pada Sabtu (13/03) mendatang, bertepatan dengan hari penobatan Ngarsa Dalem menurut kalender Jawa, akan digelar pementasan Wayang Wong lakon “Pandawa Mahabhiseka” persembahan KHP Kridhomardowo. Tayangan premiere pementasan tersebut dapat disimak melalui kanal Youtube Kraton Jogja mulai pukul 19.00 WIB. (Ron)