Pariwisata Indonesia Diprediksi Bangkit Semester II - 2021

MUS • Thursday, 4 Mar 2021 - 15:57 WIB

Jakarta - Optimistisme kebangkitan sektor kepariwisataan dan ekonomi kreatif kini makin menguat, seiring program vaksinasi covid-19 dan berbagai kebijakan pemerintah terkait sektor pariwisata. Namun untuk membangun optimisme dunia pariwisata di tahun kedua Covid-19, membutuhkan kerjasama dari segenap pemangku kepentingan terkait.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan, saat ini pihaknya menggenjot kunjungan pariwisata domestik antara lain melalui program Bangga Berwisata di Indonesia (#diindonesiaaja). Sandi menyatakan, ada 55 juta WNI kelas menengah di Indonesia yang sangat potensial digarap untuk bisa berwisata di dalam negeri.

“Dulu kita fokus mengejar Thailand, Malaysia dengan berjuta-juta wisatawan internasional, itu saya singkat wising. Saat sekarang wising itu kita masih berharap terus, tapi karena covid ini kita harus kalibrasi. Tetapi ada wisatawan nusantara yang saya singkat wisdom, ini adalah kearifan, kebijaksanaan kita, kita punya lebih dari 55 juta warga kelas menengah yang sangat mampu dan ingin berwisata,” ujar Sandiaga Uno dalam diskusi Forwada bertajuk “Membangkitkan Optimisme Industri Pariwista Nusantara,” Kamis, (4/3/2020).

Dalam event webinar yang disponsori Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tersebut, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga mengungkapkan, untuk mendorong kunjungan wisatawan asing maupun domestik saat ini tidak terlepas dari pandemi covid-19 yang telah memasuki tahun kedua.

Menurut Sandiaga, pihaknya ingin sesegera mungkin memulihkan kembali industri pariwisata, namun sebelumnya harus bisa memastikan bahwa angka penularan covid-19 ini dalam situasi yang terkendali. “Saat ini PPKM mikro yang dijalankan pemerintah telah cukup sukses menekan angka penularan covid-19 secara significan, dari 15 ribu perhari sampai diangka 5 ribu perhari. Ini menjadi suatu angin segar agar kita lebih disiplin dalam mematuhi PPKM mikro,” ujarnya.

Sandi menyebutkan, melihat perkembangan covid di tahun kedua ini, untuk menggenjot kunjungan pariwisata baik asing maupun domestik dibutuhkan sebuah kolaborasi kolosal. Sandi, mengatakan, kolaborasi itu harus dijalin dengan berbagai instansi terkait instansi seperti Kementrian Luar Negeri, Kementrian Hukum & HAM, Satgas Covid-19, Kementrian Kesehatan, dan Kementrian Perhubungan serta juga elemen masyarakat dan dunia usaha.

Soal kapan industri pariwisata bisa kembali bangkit, Sandi mengaku optimis hal itu akan terjadi di kuartal kedua dan ketiga di tahun ini.

“Jika ditanya waktu, saya ingin lebih optimis, saya ingin memberi harapan, saya ingin menyampaikan jika kita terus berdisiplin dan angka covid-19 ini bisa terus ditekan, saya melihat kwartal kedua dan ketiga ini kita mulai meningkat dari segi event ekonomi kreatif dan pemulihan dari pariwisata dan kebangkitan ekonomi kita,” paparnya.

Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya menambahkan, tahun ini pihaknya bersiap menyambut kepulihan sektor pariwisata tanah air dengan bertumpu utamanya kepada wisatawan domestik sambil bersiap akan kedatangan para wisatawan mancanegara.

Menurutnya dari segi strategi pemasaran Kemenparekraf, saat ini yang terpenting adalah membangun kepercayaan pelaku usaha dan juga membangun kepercayaan pasar, bahwa Indonesia sudah siap dengan new normal. Hal ini karena ada perubahan trend di sektor pariwisata, dimana sekarang bukan destinasinya pemikat wistawan untuk datang atau tidak, tetapi bagaimana kesiapan protocol kesehatan di lokasi wisata.

“Saat ini orang lebih banyak mencari yang lokasi wisata yang less crowded, yang berorientasi alam terbuka, kesehatan wellness dan adventure, dari segi penerbangan orang lebih suka yang direct flight, atau kalo yang domestik safe traveling, pergi bareng keluarga,” katanya.

Ditegaskan, pemasaran pariwisata saat ini sangat bergantung pada penanganan pandemic covid-19. Karena itu, saat ini semua sektor pariwista harus bisa beradaptasi, berinovasi dan berkolaborasi.  Kemenparekraf sendiri terus berupaya berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam membangun persepsi bahwa Indonesia telah siap dengan new normal.

Sementara, Direktur Layanan TI, Bakti Kominfo untuk Pemerintah dan Masyarakat Danny Januar, menyoroti soal masih belum tergarap dengan baik data data potensi pariwisata di Indonesia. Saat ini pihaknya tengah melakukan inisiatif awal terhadap kondisi tersebut.

“Konsep besarnya jaringan pariwisata ini adalah sebagai wadah untuk mengumpulkan seluruh inventory komoditi potensi pariwisata diselurh Indonesia. Untuk langkah awal ini kami ujicobakan di 5 destinasi wisata super prioritas,” paparnya.

Danny menyebutkan saat ini merupakan momentum yang tepat untuk menjadi awal mula proses digitalisasi di sektor pariwisata mengingat pekembangan telekomunikasi yang semakin membaik. Menurutnya saat ini masih ada 12.548 desa yang belum terjangkau layanan sinyal 4 G dan diharapkan dapat diselesaikan pemerintah dan penyelenggara komunikasi di tahun 2022 ini. “Bakti Kominfo ditugasi untuk menyelekasikan jaringan 4G di 7904 desa,” imbuhnya.

Kementerian Kominfo juga telah menyiapkan peluncuran satelit komunikasi milik pemerintah dengan nama satelit Republik Indonesia yang peruntukannya seluruhnya bagi pelayanan publik pemerintah. Nantinya seluruh area publik akan dilayani oleh satelit yang akan mengorbit di kuartal 4 tahun 2023. “Artinya proses digitalisasi di sektor pariwisata pun nantinya akan bisa dilakukan dengan lebih mudah,” ujarnya.

Danny menambahkan, saat ini dukungan yang diberikan Bakti Kominfo di sektor pariwisata atara lain pemberian pelatihan bahasa Inggirs, Pelatihan Virtual Tour, dan Pelatihan UMKM Digital.

“Pelatihan bahasa Inggris telah diberikan kepada 3244 dari 47 kabupaten. Untuk pelatihan Virtual Tour ini bisa jadi ajang promosi destinasi wisata, sedang pelatihan UMKM Digital kita bekerjasama dengan asosiasi ecommerce Indonesia,” katanya.

Sekretaris Perusahaan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), Bonai Subiatko mengatakan, untuk mendukung bangkitnya pariwisata tanah air, pihaknya telah menginisasi program yang dimanakan Pembiyaan Homestay. 

Program Pembiayaan Homestay ini diperuntukan bagi masyarakat di desa wisata. Dalam proram ini SMF bermitra dengan stakeholder antara lain dengan kementrian pariwisata lewat deputi bidang indutris dan investasi.

Pihaknya juga sudah melakukan penandatangan MOU dan PKS dengan Kemenparekraf untuk kerjasma dalam pembiayaan homestay, dimana dalam penyalurannya SMF bekerjasama dengan BUMDES. “Untuk program ini tentunya ditujukan untuk desa wisata yang sudah memiliki Homestay dan telah beroperasi dengan baik dan punya rencana pengembangan,” sambungnya.

Sementara, Bupati Kabupaten Gunung Kidul, Sunaryanta menuturkan pihaknya saat ini tengah mengembangkan sport tourism untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik asing maupun domestik. Menurutnya, pengembangan sport tourism di Gunung Kidul tidak terlepas dari banyaknya objek wisata di wilayahnya. Penggarapan sport tourism ini dilakukan dengan melibatkan komunitas dan Pokdarwis dan pihak swasta.

Beberapa event sport tourism yang sudah dan akan terus dikembangkan antara lain, Beach Volley, Marathon Internasional, Paralayang internasional, MX GP Series, Tour the Gunung Kidul dan Yoga Vestifa. “Kita berharap ada efek berantai dari dilaksanakannya sport tourism berskala internasional, dan ini pasti akan melibatkan berbagai stakeholder lainnya seperti hotel dan homestay, yang sejak sekarang ini kita telah mulai siapkan. Semoga setelah pandemi ini segera terwujud,” ucapnya.

Pelaku usaha pariwisata, Irvan Muthalib mengaku sangat optimis pariwisata Indonesia akan bangkit kembali, terutama setelah adanya program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Founder & CEO Halttravel ini juga mengajak seluruh insan pariwisata untuk tetap optimis seraya berharap bantuan dari media massa untuk terus menggaungkan bahwa Indonesia punya objek wisata yang tidak kalah dari luar negeri.

Sementara Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP menyebutkan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi termasuk ekonomi kreatif pihaknya telah menginisiasi Program #TAYTB Women Warriors yang menghadirkan solusi menyeluruh untuk mendukung perempuan Indonesia menjalankan dan mengembangkan bisnisnya dengan maksimal.

Menurutnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan basis pengusaha perempuan terbesar di dunia di mana data dari Bank Indonesia menyebutkan bahwa lebih dari 60% dari total 57,83 juta UMKM Indonesia dijalankan oleh pengusaha perempuan.

Solusi yang didapat dari Program #TAYTB Women Warriors antara lain; Manage: layanan perbankan yang memungkinkan pengusaha perempuan untuk mengatur keuangan baik pribadi dan bisnis dengan mudah, aman dan nyaman, kapan saja dan dimana saja. 

Grow: solusi keuangan dan non keuangan (beyond banking) untuk mendukung  bisnis yang memungkinkan pengusaha perempuan mengembangkan dana pribadi maupun bisnisnya, dan Live: berupa dukungan untuk meningkatkan kemampuan  dan  kualitas  diri dengan membangun komunitas usaha, penyediaan program  edukasi  sehingga  mereka  dapat menikmati hidup sekaligus memberi dampak bagi perekonomian Indonesia.

“Program #TAYTB Women Warriors ini selaras dengan komitmen Bank OCBC NISP untuk menjalankan layanan perbankan yang bertanggung jawab (responsible banking). Dengan solusi yang lebih dari sekedar dukungan finansial (beyond banking), kami berharap program #TAYTB Women Warriors dapat menjawab tantangan yang dihadapi pengusaha perempuan dan turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan,” tutup Parwati. (Mus)