Menko PMK Minta Pemkab Nganjuk Segera Tetapkan Rehab Rekon Bencana Banjir dan Longsor

ANP • Wednesday, 17 Feb 2021 - 11:04 WIB

Nganjuk - Hujan deras yang mengguyur Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur pada Minggu (14/2) telah mengakibatkan banjir dan tebing longsor yang menimpa sejumlah rumah dan lahan pertanian.

Berdasarkan laporan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, sebanyak 55 kepala keluarga (KK) dengan total 186 jiwa terdampak dan ada 10 rumah yang tertimbun. Dari jumlah 21 warga yang dilaporkan hilang sejak kejadian, hingga Selasa (16/2) sore telah ditemukan 14 korban, 2 selamat, 12 meninggal dunia, dan 7 masih dalam pencarian. 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan bahwa pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten Nganjuk akan memberikan perhatian pada semua warga yang terdampak.

"Saya mohon Bapak Bupati, setelah masa tanggap darurat segera ditetapkan tahap rehabilitasi rekonstruksi. Laporan dari Bapak Bupati akan sangat saya perhatikan sesuai tugas saya sebagai Menko dan nanti akan saya koordinasikan dengan kementerian/lembaga terkait," ujarnya saat mengunjungi posko bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Untuk sementara, proses evakuasi dan pencarian korban masih dilakukan oleh tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan seluruh tim yang berjumlah 429 personel. Sedangkan untuk tahap rehabilitasi rekonstruksi akan melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).

"Oleh karena itu saya minta Pak Bupati segera memberikan laporan ke saya sesegera mungkin sehingga bisa saya berikan ke Bapak Menteri PUPR. Insya Allah kita akan bisa segera atasi," tutur Menko PMK.

Ia mengaku sangat mendukung rencana relokasi yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Masyarakat diharapkan dapat menerima dengan lapang dada karena pemerintah akan mengupayakan tempat relokasi yang dipastikan lebih baik.

"Insya Allah nanti Pak Bupati akan menyiapkan lokasi yang representatif untuk hidup. Yang penting sediakan tanah, untuk rumahnya nanti bisa dibantu oleh pemerintah pusat," imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Nganjuk menyebutkan bahwa warga terdampak yang rumahnya hilang akibat tertimbun longsor di Dusun Selopuro akan direlokasi ke Desa Ngetos di tepi jalan dengan status tanah milik Perhutani.

Adapun selama belum menempati rumah baru tersebut, Pemerintah Kabupaten Nganjuk sudah menyiapkan rumah sementara di Desa Sendang Bumen, Kecamatan Brebek, Kabupaten Nganjuk.

"Di sana ada rumah ex-pemberian KemenPUPR yang dulu untuk transmigrasi. Ada 40 unit rumah yang terisi, 40 unit rumah kosong. Harapan kami dari 54 KK yang terdampak bisa mendapatkan bantuan," tandasnya.

Tetap Jalankan Prokes

Di sisi lain, Menko PMK mengingatkan agar selama berada di pengungsian warga dapat tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes). Hal itu juga harus diberlakukan bagi siapapun yang datang untuk berkunjung.

"Siapapun yang berkunjung ke lokasi (pengungsian) harus dipastikan sehat dan tidak membawa virus Covid-19. Harus di swab, paling tidak rapid test antigen. Jangan maksudnya menolong saudara-saudaranya malah membawa penyakit," cetusnya.

Ia pun menginstruksikan kepada Kementerian Kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan para pengungsi. Terlebih, jangan sampai kejadian bencana tersebut makin diperparah dengan potensi klaster baru Covid-19 di pengungsian.

Sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian terhadap kesehatan para korban, Kemenko PMK memberikan bantuan berupa masker kain 500 pcs, masker KF94 (D2) 1.600, masker medis 3M 1 box @160 pcs, dan masker anak 300 pcs.

Demikian juga dengan BNPB telah menyerahkan bantuan antara lain masker, alat rapid test antigen, matras, dan paket makanan bagi para korban. Sedangkan Kemensos memberikan santunan ahli waris dari 3 korban meninggal dunia masing-masing Rp15 juta.

"Saya mohon semua bisa ikut memastikan kondisi dari para korban. Mereka juga agar diberikan pilihan apakah ingin tetap di pengunsian atau tinggal bersama keluarga yang lain. Tapi yang paling penting dijaga betul-betul kesehatannya," pungkas Menko PMK. (ANP)