CIR: Pilpres 2024 Ajang Persaingan Tokoh Muda

MUS • Wednesday, 27 Jan 2021 - 17:58 WIB

Jakarta - Direktur Center for Indonesia Reform (CIR), Hidayaturrahman mendorong partai politik peserta pemilu untuk memajukan tokoh muda sebagai calon presiden dan wakil presiden yang akan berkontestasi. Hal ini perlu dilakukan partai jika ingin menarik simpati pemilih muda yang jumlahnya terus bertambah.

"Berdasarkan data yang ada, jumlah pemilih muda akan terus bertambah. Karena itu partai perlu merespon perubahan demografi ini secara cermat untuk mendapat dukungan yang sangat signifikan," ujar Hidayat.

Hidayat menambahkan kemunculan figur muda sebagai calon presiden dan wakil presiden dalam pilpres 2024 sangat diperlukan. Tujuannya bukan semata-mata untuk menggaet suara pemilih muda tapi sebagai upaya membangun budaya politik yang baru.

Sebab selama ini, kata Hidayat, dinamika politik Indonesia kurang progresif akibat sebagian besar posisi strategis politik dikuasai figur lama.

"Untuk itu jika kita ingin ada penyegaran dinamika politik yang lebih konstruktif dan produktif diperlukan pemain-pemain politik muda yang dipercaya mempunyai gagasan-gagasan yang sesuai dengan kondisi kekinian. Indonesia terlalu luas untuk diurus oleh figur politik yang sudah sepuh," tegas Hidayat.

Hidayat menambahkan meskipun faktor usia capres dan cawapres mempunyai nilai strategis dalam menarik perhatian pemilih muda namun partai juga perlu memperhatikan kompetensi calon yang dijagokan.

"Berusia muda saja tidak cukup. Lebih penting dan mendasar lagi, calon presiden ke depan memiliki komitmen dan visi besar terhadap masalah lingkungan hidup, hak asasi manusia (HAM), pemerataan pertumbungan ekonomi dan pembangunan.

Jadi tidak sederhana soal tua dan muda, untuk calon presiden mendatang. Yang muda perlu, tapi juga ada variable lain yang juga diperlukan,” lanjut doktor ilmu politik dan pembangunan tersebut.

Menurut Hidayat, partai politik yang memiliki kader muda dan potensial harus berani "menjual" kadernya untuk tampil di kontestan pilpres 2024 mendatang. “Partai politik harus bisa menjadi contoh bagi kelompok civil society dalam mendorong kader-kader muda yang visioner dan memiliki track record yang baik dan bersih,” tegasnya. (Jak)