Menteri Trenggono: Pengembangan Perikanan Budidaya untuk Jaga Kelestarian

ANP • Monday, 18 Jan 2021 - 14:49 WIB

YOGYAKARTA - Pengembangan perikanan budidaya diyakini bisa menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendorong perputaran ekonomi bagi masyarakat serta daerah.

"Taglinenya Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) di 2021 kita akan menggerakkan budidaya perikanan. Kita pilih sub sektor ini sebagai salah satu prioritas kerja karena budidaya adalah kelestarian, kebersinambungan untuk generasi berikut. Kalau tidak budidaya maka akan habis sumber daya perikanan," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat melakukan kunjungan kerja di Yogyakarta, Senin (18/1/2021).

Diungkapkannya, perikanan budidaya yang dikembangkan tidak hanya komoditas ikan air tawar tapi juga air laut, seperti udang vaname, kerapu, dan bawal. "Untuk itu baik di laut maupun di darat, kita akan gerakkan budidaya termasuk udang dan sebagainya," tambahnya.

Menurutnya, perikanan budidaya memiliki turunan ekonomi yang cukup banyak, seperti jual beli pakan, pembibitan benih hingga usaha indukan. Dengan demikian, perputaran ekonomi yang dihasilkan pun besar dan menciptakan peluang lapangan kerja untuk masyarakat.

Dicontohkannya, dari hasil kunjungan kerja di Provinsi D.I Yogyakarta hari ini, Menteri Trenggono mengetahui ada perputaran uang miliaran rupiah dari perikanan budidaya per tahunnya.

"Tadi saya tanya bupati (Sleman), produksinya lebih 80 ribu ton per tahun. Bayangkan kalau kali Rp15 ribu saja, sudah berapa yang dihasilkan. Kalau ini bisa dikembangkan, turunannya, mulai dari soal pembibitan, pakan, dan lain sebagainya, tentu akan lebih besar lagi perputarannya," terangnya.
Rencananya, untuk pengembangan perikanan budidaya, KKP akan menggalakkan sinergi dengan lintas sektor. Baik dengan kepala daerah, elemen masyarakat, instansi pemerintah lainnya, termasuk dengan perguruan tinggi.

Kerjasama dengan perguruan tinggi dinilainya sangat penting, khususnya untuk memperkuat riset dan inovasi teknologi di sektor kelautan perikanan. Dengan memanfaatkan teknologi, jumlah produksi yang dihasilkan bisa lebih banyak, baik untuk komoditas perikanan dan juga pakan.

"Saya berharap pakan ini bisa dikembangkan antara pemerintah dan perguruan tinggi, sehingga potensi impor pakan misalnya, tidak ada lagi," pungkasnya.

Dalam kunjungan kerjanya di DIY, Menteri Trenggono meninjau lokasi budidaya perikanan air tawar di dua tempat, yakni tambak budidaya air tawar di Lanud Adisutjipto Yogyakarta dan embung ikan di Sleman.

Di dua lokasi tersebut, Menteri Trenggono menyerahkan bantuan bibit ikan secara simbolis yang total jumlah mencapai 7.500 ekor, terdiri dari ikan nila dan nilem.

Menteri Trenggono mengapresiasi langkah Lanud Adisutjipto dalam memanfaatkan lahan tersedia menjadi area budidaya. Luasannya mencapai 12,3 hektare dengan komoditas yang dihasilkan meliputi ikan nila, patin, gurame, bawal hingga koi. Estimasi panennya mencapai 40 ton per tahun.

Dia meminta jajarannya bekerjasama dengan pemda aktif memberikan bimbingan dan pendampingan ke masyarakat, termasuk kepada para prajurit TNI di Lanud Adisutjipto. Bila dikelola lebih baik, dia yakin jumlah panen akan meningkat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan Perikanan DIY, Bayu Mukti Sasongko menyebut hasil perikanan budidaya DIY per tahun mencapai 93 ribu ton dengan komoditas unggulan ikan lele disusul nila. Daerah penghasil terbanyak adalah Sleman, Kulon Progo dan Bantul. (ANP)