Inggris kumpulkan dana $1 milyar dari donor global untuk membantu Indonesia dan negara lainnya mengakses vaksin virus Corona

Vir • Tuesday, 12 Jan 2021 - 08:32 WIB

Inggris telah membantu mengumpulkan dana sebesar $1 miliar untuk vaksin virus Corona dalam skema CoVAX Advance Market Commitment (AMC) melalui penyesuaian pendanaan dari donor lain, yang dikombinasikan dengan £548 juta bantuan Inggris yang telah dijanjikan. Dana tersebut akan digunakan untuk membantu mendistribusikan satu miliar dosis vaksin virus corona ke 92 negara berkembang pada tahun ini, termasuk Indonesia.

Investasi penting ini akan membantu menghentikan penyebaran penyakit dan mencegah datangnya gelombang berikutnya di masa depan, membantu upaya membangun kembali kondisi global pasca virus Corona ke arah yang lebih baik. Inggris menggunakan anggaran bantuan, keahlian ilmiah, dan kekuatan diplomatik untuk memperkuat kondisi kesehatan global, serta membantu mitra dekat kami, Indonesia.

Pengumuman hari ini bertepatan dengan kunjungan virtual selama tiga hari ke London oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres, sebagai bagian dari peringatan hari jadi PBB ke-75 di Inggris.

PBB memiliki peran penting untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan global, kerja sama dan perilaku yang baik. Melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa, kita bisa mendorong masyarakat dunia untuk selalu menghormati hak asasi manusia dan menangani masalah global. Dari fondasi yang diletakkan di London, dan dalam kurun waktu 75 tahun sejak saat itu, Inggris terus memainkan peran utama dalam mendukung PBB - dan hari ini kami bekerja sama untuk memperkuat kolaborasi internasional dalam mengatasi tantangan global terbesar saat ini, dari virus Corona hingga perubahan iklim.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan

Sudah sepantasnya bahwa dalam peringatan 75 tahun PBB, Inggris bersama mitra-mitra kami, secara bersama-sama telah memimpin ketersediaan satu miliar dosis vaksin virus Corona untuk negara-negara yang rentan. Kita akan terlindung dari virus ini jika kita semua memiliki perlindungan (yang sama) - itulah sebabnya kami berfokus pada solusi global untuk masalah global.”

Sekretaris Jendral PBB António Guterres mengatakan:

Di tengah perang dunia kedua yang masih jauh dari kemenangan, Winston Churchill dan Franklin Roosevelt – yang kemudian bergabung dengan para pemimpin China, Prancis, Uni Soviet saat itu, dan kekuatan sekutu lainnya – dengan berani menetapkan visi untuk membebaskan dunia dari ketakutan dan kekurangan, melalui kerja sama. Visi ini terwujud menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan pada hari ini tepat 75 tahun yang lalu diadakanlah pertemuan pertama Sidang Umum PBB di London.

Dengan adanya gejolak global saat ini, saya merasa terhormat untuk mengunjungi Inggris secara virtual guna memperingati kejadian (bersejarah) tersebut, memperbarui tujuan kita untuk bersama-sama mengatasi tantangan global, serta merayakan negara (Inggris) yang berperan penting dalam menciptakan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang pada hari ini tetap menjadi negara anggota yang krusial, terutama menjelang COP26 di Glasgow."

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan:

Saya bangga Inggris telah berhasil mengumpulkan $ 1 miliar untuk membantu Indonesia dan negara lain di seluruh dunia mendapatkan vaksin COVID-19. Ini adalah jumlah yang sangat besar, yang menunjukkan skala tantangan di depan kita - dan kesediaan Inggris untuk membantu Indonesia dan negara lain. Bersama dengan penelitian vaksin kami dan upaya untuk meningkatkan kemampuan diagnostik dan perawatan, keberhasilan ini menunjukkan Inggris dalam posisi terbaiknya – sebagai negara yang siap memberikan yang terbaik dan terlibat dalam mengatasi masalah terbesar dunia.

Sudah sepatutnya kami mengumumkan hal ini pada hari Sekjen PBB memperingati ulang tahun PBB yang ke-75 dengan mengunjungi rumah pertama PBB, yaitu London – kota yang memiliki 270 kebangsaan dan 300 bahasa, di mana 1 dari 3 penduduk London lahir di luar Inggris. Keragaman ini merupakan kekuatan yang sangat besar, dalam menjadikan London sebagai pusat global ide, perdagangan, dan budaya yang hebat. Indonesia dan Inggris memiliki komitmen yang kuat untuk komunitas yang beragam dan toleran, serta untuk menemukan solusi multilateral untuk masalah bersama kita termasuk isu perubahan iklim, perdamaian dan keamanan internasional dan kesehatan global.”

Menandai Ulang Tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-75

Hari ini (Minggu 10 Januari), 75 tahun setelah pertemuan pertama Sidang Umum PBB di London, Inggris akan menjadi tuan rumah acara peringatan virtual yang akan mempertemukan Sekretaris Jenderal PBB, Lord Ahmad, dan masyarakat sipil untuk merayakan pencapaian besar tersebut. Mereka akan mendiskusikan cara membangun topik kolaborasi kita termasuk isu gender dan kesehatan.

Acara peringatan ini akan menandai peran Inggris dalam pembentukan PBB, yang telah merundingkan 172 penyelesaian damai yang telah mengakhiri konflik dan lebih dari 300 perjanjian internasional dari konvensi hak asasi manusia hingga perjanjian tentang penggunaan luar angkasa, perdagangan senjata, dan lautan.

PBB saat ini menjalankan 12 misi penjaga perdamaian untuk mengatasi konflik di seluruh dunia. Indonesia bergabung dengan Inggris menjadi kontributor penting dalam pekerjaan penting ini - dengan sekitar 2.828 penjaga perdamaian yang ditempatkan di negara-negara di seluruh dunia, termasuk Lebanon, Republik Demokratik Kongo, dan Haiti, menjadikan Indonesia sebagai kontributor penjaga perdamaian terbesar ke-8 di dunia, dari 119 negara kontributor.

Inggris ingin mengucapkan selamat kepada Indonesia yang baru saja menyelesaikan masa jabatan keempatnya sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB dan atas kontribusi Indonesia pada isu Afghanistan dan Keterlibatan Perempuan dalam misi Perdamaian dan Keamanan.

Sebagai penghormatan tetap atas 75 tahun kinerja PBB, halaman di sebelah Westminster Central Hall yang secara resmi dikenal sebagai Broad Sanctuary Green tempat pertemuan pertama diadakan, akan dinamai ulang menjadi 'United Nations Green'.

Pada hari Senin 11 Januari, Sekretaris Jenderal PBB secara virtual akan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, Menteri di Kementerian Luar Negeri Inggris Lord Ahmad, James Cleverly, Lord Goldsmith dan Wendy Morton, dan Presiden yang Ditunjuk COP26, Alok Sharma. Sekretaris Jenderal PBB juga akan mengadakan diskusi dengan Uskup Agung Canterbury.

Pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal PBB akan menghadiri diskusi COP26 tentang energi bersih, bersama dengan Menteri Luar Negeri Inggris, Presiden yang Ditunjuk COP26, dan menteri-menteri dari seluruh dunia. Sejak 2011, dana bantuan Inggris telah memberikan akses ke energi bersih yang lebih baik  bagi lebih dari 26 juta orang, bahkan menuju masa depan dengan ambisi yang lebih tinggi, setelah berkomitmen untuk menginvestasikan £ 11,6 miliar dari Pembiayaan Iklim Internasional mulai April 2021. (Vir)