Kepala BKKBN: Perlu Upaya Preventif Terkait Tingginya Kasus HIV Di Jawa Dan Papua

ANP • Tuesday, 29 Dec 2020 - 20:52 WIB

JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengungkapkan kasus HIV tertinggi di lima Provinsi di Indonesia masih berada di Pulau Jawa disamping Papua. Oleh karena itu harus dilakukan upaya-upaya preventif di Pulau Jawa sehingga akan berpengaruh secara nasional.

"Tentu ini menjadi perhatian penting namun demikian secara klinis yang menjadi manifestasi memang di Papua yang menjadi perhatian penting karena terkait dengan kedisiplinan dalam pengobatan," kata Hasto dalam kegiatan Temu Media dengan tema yang diangkat Tahun Baru dan Semangat Baru Menuju Akhir Aids 2030 : Sanggupkah Kita atau Retorika Semata secara Luring dan Daring, Selasa (29/12/2020).

Hasto menyampaikan yang menjadi perhatian BKKBN adalah usia produktif atau remaja yang memasuki usia 20-29 tahun. Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja sudah seharusnya diperhatikan untuk mencegah segala permasalahan remaja seperti seks pranikah, HIV/Aids, dan NAPZA.

"BKKBN menjawab permasalahan tersebut salah satunya dengan berupaya  meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di keluarga melalui salah satu strategi, yaitu: peningkatan pola asuh dan pendampingan remaja, peningkatan kualitas dan karakter remaja, serta penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja," ujarnya.

"Program BKKBN sendiri dalam pembinaan ketahanan remaja diselenggarakan melalui peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga dan kesehatan reproduksi. Di dalamnya, BKKBN menyediakan ruang-ruang untuk pelaksanaan konseling," tambah Hasto.

Lebih lanjut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan ada tiga hal Penularan ODHA ini yaitu kepada pasangan dan orang lain yang bukan pasangan dan Ibu kepada bayinya. Oleh karena itu sangat penting kerjasama semua pihak untuk mengatasi penularan ini.

Sementara itu, Ketua Badan Pembina Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS) Irwanto mengatakan media memiliki peranan penting menjadi agen penyebaran informasi terkini dan paling akurat terkait HIV AIDS sehubungan dengan upaya-upaya melakukan penanganan dan pencegahan menuju akhir aids pada tahun 2030 mendatang.

"Media harus berperan dalam menyetop stigma negatif masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Sudah seharusnya pihak-pihak terkait di bidang kesehatan bekerja sama dengan media untuk meningkatkan pemahaman terhadap penyakit HIV/AIDS," tutup Ketua Badan Pembina Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS) Irwanto. (ANP)