Hari Relawan PMI, JK: Peringatan Hari Keikhlasan

MUS • Saturday, 26 Dec 2020 - 22:12 WIB

Jakarta - Pandemi mengajarkan kita untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Kesukarelaan atau keikhlasan karenanya diperlukan dalam upaya bahu membahu menghadapi pandemi ini. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) peringatan Hari Relawan Nasional 2020, Sabtu (26/12/2020).

“Hari Relawan itu adalah hari di mana kita memperingati bagaimana suatu pekerjaan atau masalah kita dapat selesaikan dengan bahu-membahu, saling membantu tanpa pamrih,” Kata JK.

Peringatan Hari Relawan PMI, kata JK, bertepatan dengan hari bencana Tsunami yang melanda Aceh pada 2004 silam. Hari ini, sebutnya, menandai bakti Relawan kepada masyarakat dalam kondisi darurat. Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh Relawan yang telah mengabdikan dirinya untuk kemanusiaan melalui PMI.

“Hari Relawan PMI adalah hari keikhlasan, karena tanpa keikhlasan tidak mungkin kita menjadi relawan. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh Relawan di seluruh Indonesia yang telah bekerja sama dalam setiap masalah yang kita hadapi,” tutur JK.

Selain kepada Relawan PMI, JK juga mengapresiasi kontribusi donor darah masyarakat di PMI. Menurutnya, mereka yang telah mendermakan darahnya di PMI juga merupakan Relawan. Terlebih dalam kondisi darurat, derma darah sangat dibutuhkan untuk menolong sesama.

“Semua pendonor adalah Relawan PMI. Puluhan juta pendonor telah bekerja di PMI baik sebagai Relawan, donor darah, dan juga tugas-tugas lainnya,” tukas JK.

Kepala Divisi PMR dan Relawan PMI Exkuwin Suharyanto menerangkan, sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan, PMI melakukan program pembinaan terhadap Relawan secara berkelanjutan. Pembinaan, sambungnya, diperlukan agar ketersediaan Relawan profesional terjaga. Ia menyebut, saat ini ada sekitar empat juta Relawan PMI di seluruh Indonesia (termasuk Donor Darah)

“Salah satu tugas PMI sesuai Pasal 22 huruf D, UU Kepalangmerahan adalah melakukan pembinaan relawan. Ini diatur lagi dalam Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 2019, jadi kami melakukan rekrutmen, peningkatan kapasitas, serta memobilisasi relawan ke medan bencana,” jelasnya beberapa waktu lalu. 

Exkuwin mengatakan, pembinaan tersebut dilakukan PMI secara berjenjang. Pada kelompok remaja, PMI membentuk Palang Merah Remaja (PMR). Kemudian di perguruan tinggi, PMI juga membentuk Korps Sukarela (KSR). Sementara di kelompok profesional dan Masyarakat, PMI membentuk  Tenaga Sukrela (TSR). 

“Kami tanamkan nilai kemanusiaan sejak dini melalui PMR. Mereka adalah komponen bangsa yang perlu kita prospek, menjadi Insan Muda Kemanusiaan. Kendati pun tidak bergabung di lembaga PMI, saya yakin ketika aktif dia akan tetap peduli pada kemanusiaan, karena karakter yang dibentuk adalah salah satunya kasih sayang kepada manusia,” kata Exkuwin. 

Exkuwin menambahkan, perbaikan manajemen Relawan terus dilakukan PMI. Setiap Relawan profesional, kata Exkuwin, telah menjalani pembekalan sejumlah keahlian selama ratusan jam. Rekrutmen terhadap relawan baru juga secara masif dilakukan PMI daerah melalui berbagai media. 

“Paling sedikit, Relawan PMI harus memiliki kemampuan pertolongan pertama, pendataan, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam penugasan juga kami pilah sesuai kompetensi,” jelasnya.