Benarkah Rizieq Shihab Seolah Melunak di Tahanan?

ANP • Saturday, 19 Dec 2020 - 21:50 WIB

JAKARTA - Sosok Muhammad Rizieq Shihab seolah berubah setelah ditahan di Polda Metro Jaya, usai ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kerumunan di Petamburan. Figur pentolan Front Pembela Islam (FPI )yang sebelumnya kerap melontarkan pernyataan keras bahkan cenderung kasar, kini terkesan melunak dan tidak 'galak' lagi.

"Beliau sudah tahu bahwa dalam kasusnya saat ini tidak dapat diselesaikan dengan suara yang keras. Sehingga beliau memilih dengan cara yang lebih halus untuk menjalankan proses hukum," ujar pengamat sosial dan masyarakat, Kan Hiung, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/12). 

Pernyataan itu muncul seiring dengan viralnya surat Rizieq kepada keluarganya. Kan melihat, dengan cara yang halus demikian, HRS berharap para pendukungnya akan berjuang lebih keras untuk membelanya agar bisa lepas dari jerat hukuman.

"Dengan cara halus tersebut akan mengundang pemandangan lawan politik di seberang bahwa HRS menjadi lebih lemah," pungkasnya.

Pendapat senada juga dilontarkan oleh pengamat perilaku, Lutfi JW. Kepada wartawan, Lutfi mengatakan bahwa dirinya melihat surat Rizieq itu sebagai upaya untuk menenangkan keluarga dan pendukung garis kerasnya. Ia juga melihat, ada maksud tersirat dari surat yang dilayangkan HRS ini. "Perlu diwaspadai, ini untuk memuluskan gugatan pra peradilannya. Kalau beliau terus menerus keras, akan semakin dijegal," paparnya.

Sedangkan Effendy Ahmad dari Bara Baja melihat, dalam surat yang dilayangkan HRS kepada istri dan keluarganya guna mengabarkan situasi dan kondisinya dalam tahanan serta menyampaikan pesan terkait makanan yang diinginkan untuk berbuka puasa menyiratkan sebuah 'kejanggalan'.

"Yang menjadi pertanyaan saya, apakah ada sesuatu yang dikhwatirkan pada diri HRS tentang makanan?", ujar Effendy di Jakarta, Kamis (17/12).

Effendy juga melihat, banyaknya yang 'pasang badan' dan ingin menggantikan HRS di penjara atau setidaknya ikut mendampingi di penjara memperlihatkan dua maksud.

"Mereka benar-benar tulus mengikuti imamnya atau ada suatu strategi yang di rancang oleh orang-orang yang menggerakkan demo untuk melakukan sesuatu pada HRS," ucap pria yang sempat menjadi koordinator lapangan saat sejumlah ormas berdemo di depan Mabes Polri meminta HRS ditangkap.

Ia pun menduga, ada yang memainkan situasi di luar kendali HRS.

"Kesimpulannya HRS adalah kunci utama dalam banyak perkara yang menimpanya, namun ia bukanlah perancang atau pemodal, tetapi hanya pelaku yang siap jadi martir. Jadi menurut saya, HRS harus dijaga dan dilindungi dengan baik oleh Polri dengan maksud untuk mengungkap siapa yang ada di baliknya," pungkas Effendy. (ANP)