LIPI Gelar Diskusi Wujudkan Harmoni dalam Kemajemukan Bangsa

FAZ • Monday, 14 Dec 2020 - 13:47 WIB

Jakarta - Dalam webinar ini para profesor riset akan mengupas kebhinekaan Indonesia dari berbagai aspek.

“Telaah kritis ini sangat penting sebagai upaya kita agar dapat terus memelihara harmoni di tengah kebhinekaan yang semakin kompleks, khususnya di era digital saat ini,” tutur Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko.

Menurutnya, era digital memberikan berbagai kemudahan dan peluang baru, tetapi di sisi lain menimbulkan tantangan baru dalam upaya memelihara harmoni akibat  disparitas dan banjir informasi.

Handoko menyebutkan, Indonesia merupakan salah satu negara besar dari dunia yang memiliki tingkat kemajemukan tertinggi di dunia, baik dari sisi etnis, agama, bahasa, maupun budaya secara umum.

“Memelihara dan merawat kemajemukan menjadi keniscayaan dan isu utama dalam kehidupan bernegara bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaan,” ujarnya.

Senada dengan pernyataan Handoko, Penelti Pusat Penelitian Politik LIPI R. Siti Zuhro menyatakan tidak mudah mengelola harmoni sosial dan kemajemukan dengan lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa.

Ia mengungkapkan asumsi bahwa pilkada serentak 2020 di 270 daerah akan berlangsung damai di tengah pandemi Covid-19 tak sepenuhnya bisa mengurangi rasa was-was masyarakat.

“Padahal, terwujudnya pilkada serentak yang damai dan berintegritas tersebut menjadi prasyarat penting bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik,” ulasnya.

Siti Zuhro melihat munculnya konflik sosial di media sosial setelah pemilu presiden 2019 sangat mengkhawatirkan jika terus dibiarkan.

“Kondisi ini memperlihatkan pembelahan sosial antara pro dan kontra pendukung pemerintah. Perlu segera dicarikan solusi agar tidak menjadi lebih buruk,” ujarnya.

Profesor Riset LIPI bidang Politik ini berpendapat dialog dan komunikasi dua arah perlu dijalin. Rembuk nasional antara pemerintah, para tokoh dan kelompok-kelompok strategis perlu dilakukan untuk membahas permasalahan krusial bangsa.

“Lembaga-lembaga penelitian, perguruan tinggi dan ilmuwan perlu berperan aktif dalam memasyarakatkan hasil kajiannya. Hasil kajian dapat menjadi pijakan utama para pemangku kekuasaan dalam membuat kebijakan,” imbuhnya

Sependapat dengan pendapat Siti Zuhro, Azumardi Azra, Cendikian Muslim Indonesia mengungkapkan Indonesia sangat kaya dengan keragaman agama dan spiritualitas.

“Sepanjang sejarah mereka hidup dalam harmoni. Tetapi dalam beberapa dasawarsa terakhir ada gejala disharmoni karena globalisasi dan disrupsi. Oleh karena itu perlu rejuvenasi dan  revitalisasi harmoni dan kedamaian,” tuturnya.