Studi Demografi dalam Kajian Kependudukan dan Pembangunan

FAZ • Friday, 11 Dec 2020 - 10:02 WIB

Jakarta - Buku yang berbentuk bunga rampai ini terbagi menjadi berbagai topik yang terkait dengan kajian kependudukan dan pembangunan di Indonesia, yakni migrasi, kesehatan, lingkungan, pengembangan manusia, dan perkembangan kelembagaan kependudukan di Indonesia.

Selain itu, perspektif gender untuk menganalisis isu-isu kependudukan yang merupakan salah satu kompetensi Yulfita telah dirujuk oleh berbagai pihak, terutama untuk pengembangan kebijakan pembangunan dengan mempertimbangkan pengarusutamaan gender.

Kepala lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Laksana Tri Handoko mengatakan tulisan-tulisan Yulfita Raharjo telah dipilih untuk ditampilkan dalam buku ini hanyalah sebagian kecil dari tulisan beliau yang sangat banyak, dan tidak selalu dalam bentuk artikel atau makalah lengkap.

“Sebagian besar mungkin berupa bahan-bahan presentasi dalam berbagai pelatihan dan ceramah di daerah maupun di luar negeri,” tutur Handoko.

Handoko meyakini bahwa Ilmu Kependudukan memiliki hubungan erat dengan kebijakan ekonomi dan kebijakan sosial dari sebuah negara.

“Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Ilmu Kependudukan selain cirinya bersifat multidisiplin, adalah sebuah cabang ilmu sosial yang memiliki orientasi kebijakan (policy oriented social sciences),” ungkapnya.

“Kesadaran akan perlunya mengembangkan Ilmu Kependudukan muncul di negara-negara industri maju di mana pertumbuhan ekonomi akan terhambat, atau menurun, apabila perkembangan faktor kependudukan tidak diperhatikan dengan seksama,” tambahnya.

Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Herry Yogaswara dalam pembicaraan, ilmu kependudukan sering disandingkan dengan studi demografi karena keduanya sama-sama berurusan dengan isu-isu kependudukan, seperti kematian, kelahiran, dan migrasi.

“Tiga komponen penting ini sering disebut sebagai demographic vital yang perubahannya akan berpengaruh terhadap jumlah, komposisi, dan distribusi secara spasial dari penduduk,” jelas Herry.

“Secara sempit demografi sering diartikan sebagai studi tentang jumlah, komposisi, dan distribusi secara spasial dari penduduk,” tambahnya.

Dijelaskan Herry, dalam studi demografi, teknik pengukuran dari demographic vital merupakan unsur penting.

“Kajian ilmu kependudukan yang menghubungkan dengan berbagai faktor lain yang ada dalam masyarakat, seperti faktor ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan perkembangan teknologi,” terangnya.

Namun dalam perkembangannya, menurutnya, demografi dan ilmu kependudukan semakin sulit dibedakan karena meskipun sebuah lembaga menggunakan nama ‘demografi’, kegiatan yang dilakukan bisa dikategorikan sebagai kegiatan ilmu kependudukan,” terangnya.

Melihat sejarahnya, didirikannya lembaga-lembaga kependudukan, dan kemudian studi, tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan akan data demografi, terutama untuk perencanaan pembanguan.

Tulisan-tulisan yang ada dalam buku ini, merefleksikan dengan jelas perspektif keilmuan Yulfita Raharjo yang memberikan penekanan pada pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif dalam melakukan kajian isu-isu kependudukan dan pembangunan Indonesia.