Banpres Produktif Ibarat Energi Baru Bagi Pelaku Usaha Mikro di Cibinong

ANP • Saturday, 5 Dec 2020 - 08:57 WIB

Bogor - Bagi pelaku usaha mikro, badai pandemi Covid-19 benar-benar menjadi bencana besar. Tak hanya membuat usaha mereka banyak yang tiarap, tak sedikit juga yang gulung tikar.

Bagaimana tidak. Modal usaha mereka terpakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. "Karena tidak adanya pemasukan. Kalau pun ada, sangat minim sekali," keluh Ferdi Chandra, pedagang minuman cincau hitam di Pondok Rajeg Asri, Cibinong.

Dengan nama usaha Ferdian Food, selama ini Ferdi berjualan produk minuman cincau hitam, cincau hitam berbentuk jelly, lemon, dan madu hitam. 

"Usaha saya sudah berjalan lima tahun, dan sudah mempunyai legalitas halal, PIRT pada kemasan minumannya," aku Ferdi.

Bagi Ferdi, mendapatkan dana Banpres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) ibarat mendapat nafas dan energi baru bagi usahanya.

"Dana itu saya gunakan untuk modal belanja bahan baku yang kebetulan sudah  habis karena penjualan menurun saat pandemi sehingga mempengaruhi pemasukan," jelas Ferdi.

Apalagi, aku Ferdi, bahan baku yang digunakan harganya cukup mahal, karena cincau hitam produksi  sendiri melalui proses alami. Jadi, dengan menerima Banpres Produktif, sangat bermanfaat sekali bagi Ferdi.

"Akhirnya, saya bisa kembali untuk belanja bahan baku bikin cincau hitam," tandas Ferdi.

Ferdi menambahkan, dalam mendapatkan Banpres Produktif, dirinya mendapat bantuan pendataan dan pendampingan dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor. "Selama ini saya menjadi binaan dinas," imbuh Ferdi.

Pempek dan Tekwan

Selain Ferdi, Yuni juga merasakan betul manfaat dari Banpres Produktif bagi usahanya yang berdagang pempek dan tekwan di kantin UKM kawasan Cibinong Kabupaten Bogor.

Sebelum pandemi, dengan merek Pempek Kakak, Yuni mampu menjual 1000 box. Namun, karena pandemi ini untuk mencapai 500 box saja sudah bersyukur sekali.

Yuni mengaku, usaha yang dirintis bersama anaknya yang masih kuliah ini menerima Banpres Produktif karena mendapat informasi dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor.

"Prosesnya mudah karena didampingi terus oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor," kata Yuni.

Dana Banpres Produktif digunakan Yuni untuk menambah modal. "Untuk pemutaran dagang pempek, yang sempat menurun karena pandemi Covid-19," ucap Yuni.

Yuni menjelaskan, pemasaran pempeknya melalui online, dan pengirimannya bisa sampai ke Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan sampai ke Lampung.

Yuni memilih dagang usaha pempek karena memiliki resep warisan keluarga yang mubazir kalau tidak dimanfaatkan untuk dijadikan pendapatan rumah tangganya.

"Usaha yang sudah berjalan tiga tahun ini sekarang lagi tahap proses urus legalitas agar bisa memperluas pasarnya," pungkas Yuni. (ANP)