Aliansi Mahasiswa Milenial Apresiasi Mensos Juliari Jadi Sosok Inspiratif dalam Tangani Covid

ANP • Thursday, 3 Dec 2020 - 12:29 WIB

JAKARTA - Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia ( AMMI), melalui ketua umumnya, Nurkhasanah, menyatakan apresiasi yang tinggi atas prestasi Mensos Juliari Batubara. Setelah mendapatkan penghargaan sebagai menteri terpopuler di media sosial dalam ajang Apresiasi Humas Indonesia (AHI) 2020, Menteri Jualiari menerima penghargaan

“Dedikasi dan Pengabdian Tanpa Batas”, dalam kategori: 'Sosok Inovatif Peningkatan Kesejahteraan Melalui Program Jaring Pengaman Sosial'. 

Penghargaan tersebut didapatkan Menteri Juliari dalam ajang Gatra Awards 2020, yang digelar Selasa (1/12/2020) lalu. 

“AMMI sangat mengapresiasi berbagai prestasi yang diraih Menteri Sosial Juliari Batubara. Sebagai tokoh muda, beliau benar-benar mampu memberikan teladan dan kebanggaan buat kami, mahasiswa dan milenials Indonesia,” kata Nurkhasanah. 

Menurut Nurkhasanah, beragam prestasi yang ditorehkan Mensos selama ‘hanya’ satu tahun kepemimpinannya di Kementerian Sosial, menunjukkan bahwa tokoh muda pun mampu menunjukkan kepeloporan dan achievement yang tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa memang tokoh-tokoh muda sudah selayaknya dipercaya dan diberikan tanggung jawab yang menantang peran serta dan sikap amanah mereka.   

“Prestasi Pak Mensos Juliari membuktikan bahwa para pemuda, kader bangsa ini, mampu berprestasi. Jadi tak perlu lagi ada keraguan kepada yang muda-muda. Beri kami kepercayaan, maka kami akan menuntaskan segala persoalan bangsa ini, mungkin dengan cara-cara yang lebih kreatif sebagaimana dilakukan Pak Mensos,” kata Nurkhasanah, bersemangat. Ia bahkan menyitir pernyataan pendiri Republik sekaligus Guru Bangsa, Ir Soekarno.

“Bung Karno saja bilang,”Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia! Artinya, para pemuda memang punya potensi besar yang tak jarang mencengangkan,” kata dia, menambahkan.     

Pada saat penganugerahan predikat terpuji sebagai sosok inspiratif dalam penanganan dampak pandemi tersebut, pihak Majalah Gatra mengatakan,  Mensos Juliari banyak melakukan inovasi dan terobosan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui jaring pengamanan sosial di tengah suasana pendemi. Kemensos, dalam arahan langsung Juliari, senantiasa terlihat aktif dan penuh kreasi melakukan langkah-langkah terobosan dan inovasi dalam penanganan pandemi. “Kemensos kami deteksi senantiasa konsisten melakukan langkah-langkah respon cepat untuk memberikan perlindungan sosial terhadap masyarakat terdampak pandemi,” ujar penyelenggara Award . 

Mensos Juliari sendiri dalam kesempatan tersebut mengatakan, capaian Kemensos tentu saja tidak lepas dari komitmen, kerja keras, dan respons cepat dari seluruh jajarannya. Untuk itu, ia menyatakan terima kasih kepada segenap jajarannya, sekaligus meyakini bahwa segala prestasi dan anugerah yang diterimanya, sejatinya tak lain dari prestasi dan anugerah milik seluruh jajaran Kemensos. 

Ada pun langkah penting dan krusial yang ditempuh Kemensos di masa awal pandemi tak lain dari melakukan refocusing program dan realokasi anggaran.

“Kami juga melakukan koordinasi cepat dan intensif dengan pemerintah daerah, terkait penetapan kuota penerima bantuan bagi saudara kita yang terdampak pandemi,” kata Mensos. 

Salah satu respons cepat terhadap pandemik tersebut, Kemensos mengaktifkan dapur umum di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata Jakarta. Dapur Umum yang didukung 150 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) itu memproduksi 6000 porsi makanan siap saji, yang kemudian didistribusikan untuk pekerja informal di DKI Jakarta yang terdampak karena pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.

“Bantuan sembako dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka selama belum ada bantuan resmi dari pemerintah pusat. Bantuan ini juga menunjukkan bahwa negara hadir di tengah-tengah bencana sejalan dengan tagline #KemensosHADIR,” kata dia. 

Jualiari mengakui, sejalan dengan kebijakan nasional dalam penanganan Covid-19, pemerintah pusat memberikan dukungan anggaran kepada Kemensos yang terus meningkat. “Dari anggaran Kemensos TA 2020 semula Rp62,76 triliun, mengalami penambahan menjadi Rp104,4 triliun, dan kemudian Rp124,76 triliun. Dan, terakhir mendapat penambahan menjadi Rp134,008 triliun,” katanya.

Yakin bahwa warga masyarakat sangat memerlukan peran Kemensos, terutama saat pandemi, Kemensos meluncurkan berbagai bantuan sosial, yakni bansos reguler, bansos khusus, dan bansos tambahan. Untuk bansos reguler, Kemensos melakukan perluasan sasaran dan peningkatan indeks bantuan. 

“Sejauh ini, bansos dapat kami salurkan tepat waktu dan tepat sasaran. Bahkan, ada tiga bansos yang sudah rampung disalurkan. 

“Ada tiga bansos yang penyalurannya telah mencapai 100%. Yakni bansos PKH, Bansos Tunai untuk Peserta Program Sembako/BPNT Non-PKH, dan BSB,” kata Mensos.

Dengan tekad untuk menegakkan good governance, anggaran yang terus meningkat itu segera dibarengi dengan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tata kelola yang baik, akuntabel dan transparan. 

“Dalam Laporan Keuangan Kemensos TA 2019, Kemensos mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Ini adalah predikat WTP ke-4 kali berturut-turut dari BPK,” ujar Mensoso.

Selain untuk memenuhi sebagian dari kebutuhan pokok dan mengurangi pengeluaran masyarakat terdampak, bansos juga efektif menggerakkan perekonomian di tengah perlambatan pertumbuhan. “Pagu anggaran Kemensos sebesar Rp128,9 triliun, atau lebih separuh, masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” kata Juliari. 

Konsistensi dan komitmen pribadi Mensos Jualiari terhadap good governance itu pula yang menjadi alasan penting apresiasi AMMI. 

Nurkhasanah mengatakan, meski anggaran Kemensos tergolong jumbo, apalagi di masa pandemi ini, AMMI menilai Kemensos mampu menunjukkan kinerja anggaran yang memuaskan. 

“Saya kagum, realisasi anggaran PEN di Kemensos terus mencetak prosentase tertinggi. Sebagaimana data yang saya terima, realisasi PEN per 3 November di Kemensos telah mencapai  Rp112,7 triliun atau  87,44 persen dari anggaran,” kata Nurkhasanah. 

Apalagi Mensos Juliari pun dikenal bukan pemimpin yang cukup memimpin dengan telunjuk, sementara ia duduk manis di belakang meja. 

“Saya mencatat dan mendengar bahwa selaku Menteri Sosial, Pak Mensos sepekan bisa 3-4 kali turun ke lapangan untuk memastikan bantuan diterima masyarakat,” kata Nurkhasanah.

Apresiasi AMMI memang tidak berlebihan. Kemensos selama ini juga melakukan inovasi dengan menyederhanakan prosedur, sehingga bansos tersalur cepat dan tepat sasaran, dan melakukan terobosan. Seperti pada Program Sembako/BPNT, KPM menerima pencairan bantuan setiap bulan dari sebelumnya per-3 bulan. Sementara untuk Bansos Tunai (BST), kami instruksikan PT Pos Indonesia untuk a) memperpanjang waktu buka loket lebih pagi dan lebih malam; b) memperbanyak loket sehingga lebih banyak KPM terlayani; 
c) membuka layanan ke komunitas (kantor desa/kelurahan, sekolah, dan lain lain); dan d) jemput bola ke rumah KPM yang lansia dan sakit.

Kemensos juga melakukan terobosan dengan salur Bansos Sembako ke komunitas, untuk memastikan kelompok-kelompok masyarakat yang belum terjangkau bantuan bisa mendapatkan bantuan. Kelompok/ komunitas yang sudah terjangkau bantuan antara lain, Ansor, Muhammadiyah, GAMKI, IMI, kelompok mahasiswa, PARFI, Bamus Betawi, dll.

Wajar bila apresiasi datang dari banyak kalangan. Tidak hanya dari Majalah Gatra dan kalangan Perhumasan melalui AHI, Kemensos pun mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Lembaga survei Alvara Research Center, Charta Politica, Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan juga lembaga survei lainnya juga menyatakan bahwa kinerja Kemensos dinilai memuaskan,  dan bansos semakin tepat sasaran, ada kepuasan, dan terus meningkat. (ANP)