Covid-19 Melonjak, Gubernur Jatim Siapkan Rumah Sakit Darurat

MUS • Thursday, 3 Dec 2020 - 09:17 WIB

Surabaya - Peningkatan kasus covid-19 akibat libur panjang terjadi di Jawa Timur. Bahkan Jawa Timur masuk 5 besar propinsi dengan peningkatan kasus terbanyak. Kondisi ini ditandai dengan bertambahnya Zona merah di Jawa Timur, dari semula 1 menjadi 4 daerah, yaitu Kabupaten Situbondo, Kabupaten Jember, Kabupaten Jombang dan Kota Batu. 

Menurut Data yang bersumber dari Kementerian Kesehatan RI Kasus Covid-19 aktif di Jawa Timur sebanyak 3.045 kasus. Meningkat tajam jika dibandingkan pekan sebelumnya.

Menanggapi kenaikan kasus tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta semua masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspaan dan perketat protokol Kesehatan. Pihaknya bersama Satuan Gugus Tugas COVID-19  dan Dinkes Jawa Timur bergerak cepat untuk menangani daerah-daerah dengan lonjakan kasus COVID-19. 

"Saya minta semuanya untuk kembali meningkatkan kewaspadaan dan  disiplin protokol kesehatan, Satgas Covid-19 saya minta untuk bekerja keras kembali dan lebih ekstra. Satgas Covid-19 Jatim bersama Dinkes juga kami minta gerak cepat simultan," pinta Khofifah 

Khofifah menambahkan, upaya preventif seperti Operasi Yustisi bersama jajaran Polda, Kodam , Kejaksaan serta Pengadilan  akan di tingkatkan kembali guna meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Hal ini penting dilakukan karena dari data yang ada  terdapat tren kenaikan kasus COVID-19 secara nasional, termasuk Jawa Timur pasca libur panjang. Melihat dari pengalaman sebelumnya, maka peningkatan kepatuhan protokol kesehatan mampu membuat 63% Kabupaten Kota di Jawa Timur berhasil menjadi zona kuning.  

"Kami telah melakukan kordinasi dengan Forkopimda  untuk  melakukan operasi Yustisi secara masif di berbagai daerah di Jawa Timur, nampaknya protokol kesehatan di beberapa area sudah agak mengendor, jadi kita harus mengencangkan lagi, demi kebaikan bersama,"tegas Gubernur Khofifah. 

Orang nomor satu di Pemprov Jatim ini berharap, agar kepatuhan terhadap protokol kesehatan dapat terus ditingkatkan. Mengingat saat ini di beberapa tempat ditemukan penerapan protokol kesehatan yang mulai mengendor. Hal ini tentunya akan sangat berkaitan erat dengan peningkatan kasus Covid-19. 

"Rumusnya kalau protokol kesehatan kendor maka terjadi peningkatan atau lonjakan Covid-19, dan ketika Protokol kesehatan kita ketat maka Covid-19 akan melandai, atau turun," tegas Khofifah. 

Terkait isu adanya rumah sakit yang mulai penuh dan Bed Occupancy Rate (BOR) yang mulai naik, lanjut Khofifah, Pemprov Jawa Timur juga bergerak cepat dengan mengaktifkan kembali rencana RS Darurat untuk Malang Raya. Apalagi, terjadi kenaikan kasus yang cukup signifikan di Malang Raya, sehingga BOR rumah sakit mencapai 70%. 

Sementara itu, upaya kuratif seperti pendirian RS Darurat juga akan dioptimalkan khsusunya pada daerah dengan BOR yang tinggi. Melalui kajian ilmiah dan analisa situasi yang riil di Lapangan, Malang raya saat ini membutuhkan perhatian khusus. 

"Saat ini kami akan fokus untuk membantu relaksasi rumah sakit di Malang Raya dengan mendirikan RS Darurat Lapangan (RSDL).  Format RSDL nantinya akan seperti yang telah ada di Surabaya. RSDL Indrapura terbukti sangat efektif untuk meringankan beban rumah sakit dengan kematian 0%. Konsep ini akan kami replikasi ke Malang Raya," urai Mantan Mensos RI ini. 

Meskipun Jatim sudah mempersiapkan RS Darurat untuk mengatasi lonjakan kasus, Khofifah terus mewanti-wanti warga Jawa Timur agar meningkatkan lagi penerapan protokol kesehatan maupun dalam pelaksanaan 3T, yaitu Testing, Tracing dan Treatment. Terlebih, Jawa Timur sebelumnya telah menunjukkan hasil yang pesat dalam penanganan COVID-19 ketika protokol kesehatan dapat diterapkan secara ketat dan massif. 

"Namun demikian, kali ini kita juga bisa lihat bahwa kasus COVID-19 bisa naik sewaktu-waktu bila kita lengah," pungkas Khofifah. (Her)