Berkah Pisang Goreng Tanduk di Masa Pandemi

MUS • Thursday, 26 Nov 2020 - 12:08 WIB

Jakarta - "Banyak Jalan Menuju Roma", jadi kata kiasan penuh makna di saat banyak usaha dari kelas kakap hingga UMKM menjerit akibat dampak pandemi.

Selain bisnis IT (informasi/teknologi) dan alat kesehatan (alkes), bisnis kuliner tetap menggeliat saat pembatasan pergerakan orang dikedepankan pemerintah pusat maupun daerah.

Tiga anak muda kreatif yakni Yoga, Rifa dan Andreas mencoba ceruk pasar bisnis kuliner pisang goreng tanduk beserta turunannya, "bertarung" memperebutkan pangsa pasar masyarakat yang beragam.

“Ide awal kami Pisang goreng tanduk adalah camilan khas Indonesia, dan disukai oleh semua orang. Rasa dan aromanya sangat khas, perpaduan manis gurih dan renyah” ujar Yoga Founder sekaligus CEO SIPISANG GROUP.

Awal usaha dimulai akhir 2019, dengan merk Pisang Goreng Tanduk dan Sukun ARTY, dengan modal 10 juta di daerah Kuningan Jakarta Selatan.

Tidak disangka-sangka ternyata dalam waktu kurang lebih 1 bulan, Pisang Goreng Tanduk itu laris manis.

“Misi kami di awal adalah menjual varian pisang goreng yang original, gak neko-neko, karena kami yakin, pisang goreng adalah makanan sehari hari dan sudah memiliki rasa yang khas, dan pastinya harga tidak mahal,” ujar Yoga.

Berbekal tagline "Rajanya Pisang", selama masa PSBB, Pisang Goreng Tanduk dan Sukun ARTY, berkembang dari sebelumnya 1 outlet hingga menjadi 21 outlet. Mulai dari Kemang, Kebayoran Lama, Karet Pedurenan, Kemayoran, Ceger, Klender, Paku Jaya Serpong, Cinere Pangkalan Jati, Depok hingga Bukit Dago Gunung Sindur. Dan masih akan bertambah lagi di wilayah Jakarta Timur.

Dari semua outlet tersebut menghasilkan omset total ratusan juta rupiah per bulannya dan 95% berasal dari penjualan online melalui GrabFood dan GoFood.

“Untuk pembuatan adonan yang akan digunakan outlet, semuanya dibuat di Sentral Kitchen, tujuannya untuk menjaga kualitas mutu dan rasa,” kata Lusi selaku Chef SIPISANG yang juga istri dari Yoga.

Seiring berjalannya waktu, selain pisang goreng tanduk, muncul varian baru yaitu pisang madu, sukun madu, pisang molen, frozen food dan ayam goreng di bawah naungan SIPISANG GROUP, dengan brand Pisang Goreng Tanduk & Sukun Arty, Pisang Goreng Tanduk & Sukun Kemang, Ayam Goreng Choy dan Ayam Penyet Tema.

"Kami (Sipisang Group) bukanlah franchise, tujuan utama bisnis kuliner tentu mengedepankan menu khas Indonesia utamanya bahan pisang yang paling mudah diolah dengan berbagai macam rasa," ujar Yoga di Sentral Kitchen SIPISANG Jl. Ampera Jakarta Selatan.

Selain memperebutkan pangsa pasar kuliner yang makin beragam, berbekal tagline SIPISANG RAJANYA PISANG, misi utama Sipisang Group adalah pemberdayaan masyarakat kecil kelas UMKM dengan mengedepankan nilai tambah menu berbahan pisang, terutama pisang tanduk yang khusus didatangkan dari Sukabumi, Jawa Barat.

"Kebutuhan kami untuk pisang tanduk sekitar 3 ton per minggu untuk semua outlet,” ujar Yoga. SIPISANG GROUP mengajak siapa saja yang berminat untuk kerjasama. Tidak banyak syarat bagi pelaku usaha UKM yang tertarik bergabung di Sipisang grup. Terpenting menurut Yoga adalah harus ulet, jujur serta mau berkolaborasi.

Dengan total SDM sekarang mencapai 35 orang, Sipisang grup memasok semua peralatan, bahan baku dan registrasi ke GrabFood dan GoFood. Info lebih detail bisa dilihat di https://sipisang.com.

Saat ini saluran penjualan SIPISANG GROUP melalui GrabFood, GoFood, Tokopedia (Toko Frozen Mart Ampera). Selama masa pandemi, kita harus tetap kreatif dan terus bergerak. SIPISANG terbukti berhasil menyajikan camilan ringan sehat dan higienis serta harga yang terjangkau dan laris. Seperti mottonya yang cukup menggoda: "Matang Pisangnya, Enak Rasanya, Nikmat Sukunnya".