Pemerintah akan Tambah Kuota Perumahan Bersubsidi

MUS • Thursday, 19 Nov 2020 - 19:48 WIB

Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) dan Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (BLU-PPDPP) berencana akan menambah kuota perumahan bersubsidi. 

Kebijakan tersebut menjadi pertimbangan pemerintah mengingat tingginya minat masyarakat untuk memiliki rumah bersubsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). 

Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin mengatakan, sebelumnya pemerintah menargetkan kuota penyaluran dana FLPP sepanjang tahun ini untuk 102.500 unit hunian. Tercatat hingga Rabu (18/11) dana FLPP telah disalurkan bagi 102.665 unit senilai Rp10,52 triliun, atau sebanyak 100,16 persen dari target yang ditetapkan pemerintah.

"Sedangkan jika dilihat dari nilai Rupiah yang ditugaskan kepada PPDPP untuk menyalurkannya, maka sudah terserap sebesar 95,66 persen. Jadi, masih ada dana FLPP sebesar 4,34 persen dari Rp11 triliun yang diamanatkan pemerintah kepada kami," jelasnya di Jakarta, Kamis (19/11). 

Dengan begitu, lanjutnya, PPDPP optimistis di sisa tahun anggaran 2020 ini akan menyalurkan hingga 110.000-an unit atau secara tepatnya menurut perhitungan dana yang tersisa mencapai 107.600 unit rumah. 

Rencana tambahan kuota rumah bersubsidi ini mendapat respon positif dari Direktur PT Bank Tabungan Negara/BTN (Persero) Tbk, Nixon LP Napitupulu, untuk penyerapan kuota kredit pemilikan rumah (KPR) melalui skema FLPP. 

"Sebab, pertumbuhan di sektor perumahan akan mendorong naiknya pertumbuhan industri pendukung dan penyerapan tenaga kerja kembali," tuturnya menanggapi rencana pemerintah tersebut. 

Dia mengakui, perseoan memang mengharapkan adanya tambahan kuota KPR subsidi, baik melalui skema FLPP, subsidi selisih bunga (SSB) maupun skema KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). 

"Karena kita sangat meyakini permintaan KPR subsidi pada tahun 2021 akan lebih tinggi dari 2020," ujar Nixon ketika dihubungi  di tempat terpisah. 

Hingga kuartal III-2020, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp254,91 triliun. Dari angka tersebut, KPR masih mendominasi, yakni senilai Rp196,51 triliun atau naik 1,39 persen year on year (yoy) dari Rp193,8 triliun pada kuartal III-2019.

Dari total penyaluran KPR, porsi KPR subsidi mencapai Rp116,32 triliun atau lebih tinggi dibandingkan KPR non-subsidi yang sebesar Rp80,18 triliun.