Tips Berolahraga Dengan Aman Dimasa Pandemi

ANP • Sunday, 25 Oct 2020 - 14:47 WIB

JAKARTA - Berolahraga di masa pandemi sangat disarankan. Sebab, berolahraga dapat meningkatkan kebugaran dan imunitas tubuh yang merupakan modal untuk mencegah Covid-19. Sayangnya, berolahraga di masa pandemi juga tidak luput dari risiko cedera. Lalu bagaimanakah cara berolahraga dengan aman di masa pandemi?

Dokter spesialis orthopedi RSU Syubbanul Wathon dr Trimanto Wibowo MBiomed SpOT mengatakan olahraga sangat penting dilakukan di masa pandemi. Sebab, berolahraga akan meningkatkan imunitas tubuh yang penting untuk mencegah penularan Covid-19. Namun, selama pandemi ini seluruh aktivitas disarankan untuk dijalankan di rumah saja, tak terkecuali berolahraga. Biasanya olahraga yang disarankan adalah yang memiliki intensitas rendah sampai dengan sedang. Tapi, walau hanya dilakukan di rumah, resiko cedera karena berolahraga tetap bisa saja terjadi. “Biasanya, cedera yang mungkin terjadi saat berolahraga di rumah adalah pada bagian bahu, siku, pergelangan tangan, pangkal paha, lutut, dan pergelangan kaki,” ungkapnya di sela webinar Siloam Hospitals Groups dengan tema 'Berolahraga Dengan Aman di Masa Pandemi', Sabtu (24/10). 

Menurut dr Trimanto, untuk mencegah terjadinya cedera olahraga bisa dilakukan secara primer maupun tersier. Untuk premier sebelum berolahraga sebaiknya memperhatikan kondisi tubuh. Misalnya tubuh harus sehat, tidak demam, pusing, rasa  yeri otot atau keluhan lainnya. Sedangkan pencegahan tersier adalah cukup melakukan pemanasan dan pendingin yang baik pada sebelum dan sesudah berolahraga.

“Kedua hal ini tidak bisa diabaikan untuk mencegah terjadinya cedera saat melakukan olahraga di rumah saja,” papar dr Trimanto.

Namun, lanjut dr Trimanto, apabila cedera berolahraga tidak bisa dihindari dan terjadi di rumah, maka sebaiknya melakukan penanganan pertama untuk mencegah terjadinya keparahan. Pertama, istrirahatkan bagian tubuh yang terkena cedera. Kedua, memberikan es di lokasi yang terkena cedera selama kira kira 20 menit. Ketiga, pemberian penekanan kepada jaringan yang mengalami cedera. Keempat tinggikan area yang terkena cedera melampaui jantung. Jika metode pertolongan atau penanganan pertama ini dilakukan dalam 2-3 hari, cedera pun akan lebih cepat terobati.

“Namun apabila cederanya mengkhawatirkan sebaiknya mendapatkan penanganan yang tepat pada cedera yang lebih lanjut,” tegasnya. 

Sementara itu, dokter spesialis orthopedi RS Siloam Semarang dr Irissandya Dyah Atisuksma SpOT mengatakan pada lansia olahraga juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan agar selalu bugar dan menyehatkan tubuh. Sama seperti orang muda, sebelum berolahraga lansia harus memperhatikan beberapa hal, yaitu tidak sedang pusing atau sakit kepala, tidak sesak, tidak demam, dan tekanan darah baik, dan tidak sedang nyeri sendi berat serta tidak nyeri punggung berat. Berolahraga pada lansia akan memberikan manfaat menurunkan risiko jatuh, obesitas, stress dan osteoporosis.

“Serta meningkatkan imunitas, masa otot, dan kehidupan sosial,” tambahnya.

Dr Iris menyebutkan ada beberapa tips cara berolahraga yang aman untuk usia lanjut, yaitu kenali kondisi tubuh saat ini, jangan berolahraga malam hari karena malah akan mengganggu kualitas tidur. Untuk itu, apabila hanya sempat berolahraga pada malam hari, sebaiknya diberikan jeda dua jam sebelum tidur. Sebaiknya, lansia juga konsisten berolahraga secara rutin, hindari berolahraga kompetisi, kenakan pakaian yang tepat, dan membawa air minum. Sedangkan olahraga yang aman untuk lansia adalah berjalan kaki, jogging, berenang, bersepeda, dan golf.

“Bagi lansia yang harus diwaspadai saat berolahraga adalah apabila terjadi keluhan atau mengalami nyeri sendi lutut, osteoarthritis, nyeri punggung, Hernia Nucleus Pulposus, nyeri menjalar ke kaki,” tutupnya.

Sebagai penutup dr. Melky Fredianto Sp.OT (K) spesialis orthopedi RS Siloam Yogyakarta
mengatakan baik orang muda dan lansia harus selalu waspada cedera lutut saat berolahraga. Lutut adalah sendi yang kompleks dengan lebih dari satu struktur yang menyebabkan lutut sangat rentan cedera.

"Menurutnya waspada beberapa gejala berikut terasa nyeri, bengkak, sensasi terkunci, ketidakstabilan lutut (goyang dan lemas). Jika terjadi hal demikian segera konsultasikan dengan dokter jika perlu lakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui Xray bahkan MRI. Pengobatan lain bisa dilakukan operasi bedah menjadi pilihan dilanjutkan dengan tahapan rehabilitasi dengan fisioterapy terbukti baik mengembalikan kondisi lutut hampir seperti sedia kala. (ANP)