DPR Dukung Kemenparekraf Tingkatkan Kualitas SDM Pariwisata

ANP • Friday, 16 Oct 2020 - 10:40 WIB

Bali - Komisi X DPR RI mendukung sepenuhnya program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dengan memperbanyak sekolah atau lembaga pendidikan di bidang pariwisata. 

Ketua Komisi X DPR/RI, Agustina Wilujeng Pramestuti dalam acara “Dialog: Penyiapan SDM Pariwisata di Era Pandemi dan Pascapandemi COVID-19", di Poltekpar Bali, Kamis (15/10/2020), mengatakan, keberadaan sekolah atau lembaga pendidikan akan memperluas akses pendidikan bagi masyarakat sehingga dapat terciptanya sumber daya manusia berkualitas di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

“Pada APBN tahun 2021 kami meminta ada tambahan dua (institusi pendidikan pariwisata) lagi, yaitu di Manado dan Jawa Tengah," kata Agustina. 

Agustina mengatakan, Komisi X yang juga membawahi bidang pendidikan telah melihat institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Kemenparekraf/Baparekraf selalu menghasilkan SDM pariwisata berkualitas dan banyak terserap industri. Sejalan dengan rencana pemerintah yang ingin meningkatkan kualitas pariwisata, maka harus diimbangi dengan keberadaan SDM yang kompeten.

"Kami ingin semakin banyak jumlah sekolah. Kalau perlu di setiap destinasi wisata, di setiap provinsi didirikan sekolah, atau paling tidak kampus yang bekerja sama dengan Kemenparekraf,” ujar Agustina. 

Turut hadir dalam kegiatan tersebut anggota Komisi X lainnya, yakni Hetifah Sjaifudian, Ratih Megasari Singkarru, Dewi Coryati, dan Iliza Sa'aduddin Djamal. Serta jajaran pejabat di Kemenparekraf/Baparekraf, seperti Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya, dan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan/Events Rizki Handayani. 

Komisi X sebagai mitra pemerintah akan terus mendorong dan mendukung program pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air. "Komisi X akan mendukung dan seluruh stakeholder pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk lembaga pendidikan harus bergandengan tangan,” ujar Agustina.

Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, menjelaskan bahwa saat ini terdapat enam lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kemenparekraf/Baparekraf. Tersebar di Bandung, Bali, Medan, Lombok, Palembang, dan Makassar. Keenam instansi pendidikan ini mengacu pada standar internasional. 

“Kita coba untuk menunjukan keunggulan 6 STP kami, bahwa kita mengacu pada standar internasional. Kita juga bekerja sama dengan lembaga pendidikan luar negeri antara lain dari Swiss, Australia, dan beberapa negara lainnya,” ujar Giri. 

Giri menyebut lembaga pendidikan yang di berada di bawah koordinasi Kemenparekraf juga selalu berkolaborasi dengan industri sehingga diharapkan dapat menciptakan SDM yang paham dengan dunia pariwisata. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio di kesempatan yang sama mengatakan, dengan dukungan dari Komisi X DPR ia sangat optimistis dengan rencana pembangunan kepariwisataan tanah air yang konsep besarnya akan mengalihkan dari quantity tourism ke quality tourism. 

"Sampai saat ini masih ada yang salah pengertian tentang quality tourism. Dengan peningkatan kualitas pariwisata bukan berarti kunjungan wisatawan menjadi sedikit, tapi bagaimana meningkatkan kualitas spending atau pengeluaran wisatawan saat berkunjung ke Indonesia," kata Wishnutama. 

Untuk itu diperlukan kesiapan SDM berkualitas yang tentunya akan dilahirkan dari lembaga-lembaga atau institusi pendidikan pariwisata. 

Wishnutama mengatakan, pariwisata menjadi salah satu sektor yang diunggulkan pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Ke depan, banyak program pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif yang dijalankan pemerintah dengan mengedepankan keterlibatan masyarakat dan pembangunan pariwisata berkelanjutan. 

"Meski pandemi COVID-19 memberikan dampak, tapi semua ini pasti akan berakhir. Yang dibutuhkan adalah protokol kesehatan dijalankan dengan penuh kedisiplinan dan rasa kepedulian. Rasa kepedulian terhadap diri sendiri, keluarga, sahabat, teman-teman, dan tentunya yang tidak kalah penting adalah terhadap sektor pariwisata," kata Wishnutama. 

"Dengan rasa kepedulian yang tinggi dalam melaksanakan protokol kesehatan saya yakin sektor pariwisata akan segera bangkit kembali,” kata Wishnutama. (ANP)