Bantu Atasi Pandemi, Sekjen PMI Luncurkan Strategi JKT48 

Mus • Wednesday, 14 Oct 2020 - 18:02 WIB

Jakarta - Sekjen Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Sudirman Said meluncurkan strategi JKT48 berkelanjutan sebagai upaya membantu pemerintah menangani pandemi COVID-19.

Grafik kasus positif covid-19 tampak belum menunjukkan puncak, apalagi penurunan. Kolaborasi antar pihak masih sangat dibutuhkan dalam penanganan covid-19 ini. Sudirman meminta berbagai pihak berhenti saling menyalahkan dan memulai bersinergi.

“Jaga. Artinya jaga jarak, jaga hidung atau mulut, serta jaga tangan kita dari virus dengan rajin mencuci tangan. Kolaborasi dan Test, Tracing, Treatment,” katanya menjelaskan kepanjangan JKT dalam seminar Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi), Rabu (14/10/2020).

Sudirman melanjutkan, ada empat pihak yang menjalankan delapan program keberlanjutan penanganan pagebluk ini. Negara, komunitas atau masyarakat, korporasi atau pihak swasta, dan institusi pendidikan adalah empat pilar yang diharapkan banyak terlibat dalam upaya ini.

“Yang perlu diajak kolaborasi adalah 4, dan ada 8 program yang dilakukan bersama,” lanjutnya.

Pertama kata SS sapaan akrab Sudirman Said, program edukasi publik. Edukasi protokol kesehatan harus terus dilakukan, karena menghindar, menjaga jarak, dan mematikan virus diyakini sebagai cara paling efektif. Kedua, yakni pelibatan publik.

“Pemerintah terbatas jam kerja, maka publik harus terlibat juga, dan PMI terus mendorong pelibatan publik, seperti pelibatan otoritas lingkungan warga untuk disinfeksi mandiri atau memantau lingkungannya,” lanjut SS.

Program ketiga adalah berbagi tanggung jawab. Kebijakan yang ada di pusat, kata SS, juga dilakukan di daerah agar penanganannya merata. Seperti PMI Pusat yang mendorong PMI daerah untuk melakukan operasi penanganan covid-19 bahkan hingga di tingkat kecamatan.

“Kita juga perlu mendorong pelayanan kesehatan, kita tahu para tenaga kesehatan sudah sangat bekerja keras, berdasarkan data 70 sampai 80 persen mereka mengalami kelelahan,” imbuh SS.

Selain program mendorong pengoptimalan pelayanan kesehatan, SS juga menyebut perlunya program pemberdayaan masyarakat bawah. Pemenuhan dasar kebutuhan mereka, sambung SS, akan efektif menekan angka penularan.

“Harus ada juga resources yang dialokasikan untuk mereka supaya mereka bisa menolong diri sendiri, supaya menjadi agenda bersama . Perlu juga dipenuhi kebutuhan dasar mereka. Orang keluar rumah karena mencari kebutuhan dasar, kalau semua bisa fokus pada pemenuhan kebutuhan tersebut, bisa direm,” ujarnya.

Sudirman juga meminta berbagai pihak memaksimalkan teknologi informasi untuk berbagai gerakan penanggulangan. Untuk edukasi publik soal protokol kesehatan misalnya, PMI menggunakan segala saluran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Terakhir atau yang kedelapan, membangun saling percaya atau trust willing. Kurangi suasana politik yang berlebih-lebihan saling menyerang saling menyalahkan. Trust willing penting supaya 1-7 bisa dilakukan,” tukasnya. (Mus)