Soal Covid-19 Menyebar Lewat Udara, PMI: Terjadi Bila Sirkulasi Ruangan Buruk

Mus • Tuesday, 6 Oct 2020 - 15:23 WIB

Jakarta - Virus covid-19 diketahui dapat menyebar melalui droplet atau percikan kecil yang menempel di permukaan benda. Namun baru-baru ini terdapat laporan yang menyebutkan virus tersebut bisa menyebar melalui udara. Bagaimana prosesnya? 

Menurut Kepala Bidang Kesehatan dan Sosial Palang Merah Indonesia (PMI) Dokter Heru Ariyadi, penularan covid-19 melalui udara terjadi bilamana sirkulasi udara di suatu ruangan buruk. Biasanya, kata dokter Heru, ruangan yang tertutup dan dipenuhi banyak orang berpotensi membuat partikel yang melayang di udara bertahan lama. Dia menegaskan, covid-19 yang melayang di udara tersebut tidak terbang dengan sendirinya.

Virus tersebut, terang dokter Heru, terbawa di droplet atau pada media lain yang ringan. Media melayang yang membawa virus tersebut kemudian dapat menyebabkan seseorang yang menghirupnya dapat tertular covid-19.

"Pada dasarnya, virus sarcov-2 tidak bisa jalan sendiri, harus numpang pada media (lendir/cairan tubuh). Ketika tidak ada media, virus diyakini mati. Ketika di udara luar, cairan tubuh yang dibatukkan atau dibersinkan akan cepat mengering," jelas dokter Heru.

Cara paling efektif mencegah penyebaran lewat udara atau airbone ini, kata dokter Heru, adalah dengan membatasi jumlah orang dalam ruangan serta mengatur sirkulasi udara dengan baik.

Dokter Heru melanjutkan, laporan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang menyebutkan covid-19 dapat menular lewat virus yang bertahan di udara, perlu dicermati. Ia mengatakan, diskusi soal penularan covid-19 melalui airbone masih terdapat pro dan kontra.

Laporan tersebut menyebutkan, sifat airbone virus ini terjadi di ruangan tertutup. CDC juga menyebut ada sejumlah bukti penularan terjadi pada jarak lebih dari 6 kaki (1,8 meter).

"Droplet terbentuk ketika seseorang yang terinfeksi bernyanyi atau olahraga," sebut laporan tersebut.

Dokter Heru menambahkan, selain diimbau memperhatikan sirkulasi udara, masyarakat juga diimbau mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Terlebih di masa normal baru, Heru mengatakan, ada beberapa kebiasaan baru yang mesti ditaati masyarakat. PMI, katanya, terus mensosialisasikan adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini agar kesadaran masyarakat meningkat.

“Protokol kesehatan yang terus disosialisasikan adalah jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Tiga hal ini harus menjadi kebiasaan yang harus kita adaptasi dalam keseharian kita,” imbuhnya. (Mus)