WNI yang Disandera Abu Sayyaf Tewas, Keluarga Minta Jenazah Dipulangkan

Mus • Thursday, 1 Oct 2020 - 06:25 WIB

Buton - La Ba'a (32), warga asal Desa Kamelanta, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf tewas tertembak dalam kontak senjata antara militer Filipina dan kelompok separatis tersebut.

Penantian panjang keluarga untuk bisa kembali berkumpul dengan La Ba'a dalam keadaan hidup, pupus sudah. Keluarga kini berharap jenazah korban bisa segera dipulangkan ke tanah air.

Keluarga La Ba'a di kampung halaman telah menerima informasi terkait kematian anggota keluarganya. Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengirimkan foto bukti fisik yang menjadi ciri-ciri La Ba'a, yaitu tato di lengan.

"Keluarga mendapatkan informasi La Ba'a meninggal dunia. Keluarga berharap jenazah La Ba'a dipulangkan ke kampung halaman untuk dimakamkan di sini," kata Naiya, kakak korban dengan mata berkaca-kaca saat ditemui SINDOnews di rumahnya, Rabu (30/9/2020).

La Ba'a meninggal dunia setelah tertembak dalam bentrokan senjata antara kelompok Abu Sayyaf dan militer Filipina dari kesatuan Joint Task Force Sulu dan 45th Batalyon Infantry di Kota Patikul, Provinsi Sulu, Mindanao.

La Ba'a adalah satu dari lima warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok separatis Abu Sayyaf sejak Januari 2020 silam. Sebelumnya kelompok Abu Sayyaf menculik lima nelayan asal Sulawesi Tenggara pada Januari 2020.

Mereka diculik oleh kelompok pemberontak itu di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia. Selain La Ba'a, keempat korban lainnya, yakni Arsyad Dahlan (41), Riswanto Hayano (27), Edi Lawalopo (53), dan Syarizal Kastamiran (29).

Empat korban tersebut merupakan warga Kabupaten Wakatobi yang bekerja di perusahaan perikanan di wilayah Sandakan, Sabah, Malaysia.