HMI Dukung BIN, Polri dan TNI Terlibat Penanganan Covid-19

ANP • Wednesday, 30 Sep 2020 - 17:47 WIB

JAKARTA - Ketua PB HMI  Bidang Kemitraan BUMN, Romadhon Jasn mendukung Kinerja Badan Intelijen Negara (BIN), POLRI dan TNI terlibat dalam penanganan pandemi covid-19 di Indonesia.

Menurut Romadhon, tidak ada yang perlu saling disalahkan dalam situasi darurat seperti ini. Apalagi sekedar mencari sensasi di mediasi sosial dengan berteriak-teriak dan menyalakan BIN.

"Dari awal Presiden Jokowi sudah meminta tolong semua stakeholder terlibat dalam penanganan pandemi covid-19. Wajar jika BIN dan POLRI terlibat, mereka kemanusiaannya sangat besar. Sekarang saatnya bicara kemanusiaan bukan sekedar pansos teriak-teriak dimedia sosial," kata Romadhon kepada wartawan di Jakarta, Rabu (30/9/2020).

Kemudian, Romadhon menegaskan sebagai Lembaga Teleksandi yang dinaungi negara BIN sebagai salah satu pemegang peran penting dalam mengendalikan dan mengkonsep perubahan dalam negara. 

"Tidak hanya itu BIN juga merupakan sebuah institusi negara yang sangat menentukan negara itu kuat atau justru keropos, sebab dalam pepatah kerajaan dulu bahwa kehebatan sebuah kerajaan ditentukan oleh kelihaian dan kemapanan dalam mencari informasi apabila Teleksandi berhianat pada kerajaan maka bisa jadi sebuah kerajaan tersebut akan mengalami kehancuran. Kita harus dukung BIN dan kerja-kerja intelijen nya," imbuhnya.

"Pada masa Pandemi covid 19 Indonesia telah melibatkan beberapa lembaga penting negara untuk melakukan pencegahan laju penyebaran Covid 19 di Indonesia, termasuk yang terlibat di dalamnya adalah BIN dengan dibantu Intelejent yang ada di TNI dan Polri, akan tetapi dari sekian banyak pernyataan yang dikeluarkan oleh BIN termasuk pernyataan bahwa akhir dari Pandemi Covid 19, banyak dari para tokoh menganggap bahwa BIN telah melakukan kebohongan terhadap dan membuat pernyataan-pernyataan palsu tentang hasil Swap test yang dilakukan oleh BIN sebab banyak yang dinyatakan positif Covid 19 saat diswap di BIN tapi negatif saat menjalani proses Swap Test secara Mandiri," ujar Romadhon.

Selanjutnya, Romadhon menegaskan padahal dari Pihak BIN telah memberikan Klarifikasi terkait alat swap test yang mereka gunakan sebagaimana dilansir oleh awak media Bahwa BIN menjamin kondisi peralatan, metode, dan test kit yang digunakan adalah gold standard dalam pengujian sampel Covid-19.

"Kasus false positive dan false negatif sendiri telah banyak dilaporkan di berbagai negara seperti Amerika Serikat, China, dan Swedia. Nah hal ini sudah bisa dipastikan bahwa BIN telah melakukan berbagai macam upaya untuk memberikan informasi yang akurat terkait dengan Pandemi Covid 19 tersebut, meskipun banyak pihak yang meragukan hasil yang dikeluarkan oleh BIN dan menyangka kepanikan yang terjadi di masyarakat itu bagian dari skenario BIN," pungkas Romadhon. (ANP)