Pemerintah Pusat Apresiasi Pola Mikro Lockdown oleh Pemkot Surabaya 

Mus • Wednesday, 30 Sep 2020 - 10:43 WIB

Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima kunjungan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abraham Wirotomo beserta rombongannya di tenda Taman Surya, depan Balai Kota Surabaya. Kedatangan mereka ingin mengetahui banyak hal tentang cara penanganan Covid-19 di Kota Surabaya, karena dianggap layak dicontoh daerah lain di Indonesia.

Wali Kota Risma menjelaskan terkait penanganan Covid-19 di Kota Surabaya, mulai awal hingga saat ini. Penjelasan Risma menyeluruh, mulai penguatan data pasien Covid-19 yang bisa mendeteksi mana pasien asli Surabaya dan mana yang bukan warga Surabaya, hingga proses penanganan pasien positif.

“Jadi, data pasien itu kita bisa verifikasi melalui NIK, setelah itu ditracing masif ke bawah mulai dari kontak eratnya hingga tempat kerjanya. Tracingnya masif dan harus lengkap semuanya,” kata Wali Kota Risma.

Menurutnya, setelah diketahui ada warga yang positif di salah satu gang, maka gang tersebut langsung diblokade dan dilakukan tes semuanya. Warga yang positif juga langsung dibawa ke hotel yang telah dipersiapkan atau bisa juga ke Hotel Asrama Haji jika tidak menunjukkan gejala. Namun jika ada gejala dan memiliki komorbid, langsung dibawa ke rumah sakit.

“Jadi, kita blokade gang tersebut supaya di gang sebelahnya tidak tertular. Bahkan dulu ketika masih ramai-ramainya, saya gunakan peta untuk memblokade ini, supaya tidak menyebar,” kata dia.

Setelah itu, gang atau kampung itu langsung dilakukan penyemprotan disinfektan semuanya. Jika gang-gang kecil, pemkot menggunakan sepeda motor “Walang Kadung” untuk melakukan penyemprotan. Penyemprotan semacam ini juga dilakukan rutin setiap hari di berbagai tempat.

“Kita juga gunakan drone untuk melakukan penyemprotan di kampung-kampung yang sulit dijangkau. Penyemprotan ini terus kita gencarkan hingga saat ini. Tiada hari tanpa penyemprotan,” ujarnya.

Selain itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan masifnya testing di Kota Pahlawan. Bahkan, saat ini tes swab di Surabaya sudah gratis dan setiap harinya mampu melakukan tes swab sekitar 4 ribu sampel.

“Kita juga sering melakukan operasi dan keliling. Kita juga sering melakukan tes dadakan di tempat kerumunan massa atau tempat nongkrong anak muda. Pernah di Suramadu itu kita melakukan tes sampai 600 orang lebih. Itu satu tempat, dan itu sering kami lakukan di Surabaya,” tegasnya

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo mengatakan warga Surabaya sangat beruntung karena sudah ada perkembangan yang sangat baik dalam penanganan Covid-19 ini. Bahkan, jumlah testing dan tracingnya sudah memenuhi standar WHO. “Secara overall (penanganan Covid-19) Surabaya bagus dan patut dicontoh,” kata Abraham seusai bertemu Wali Kota Risma.

Abraham juga menegaskan bahwa konsep mikro lockdown atau mini lockdown yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, sebenarnya sudah diterapkan di Surabaya. Terutama langkah-langkahnya sudah sesuai dengan keinginan Presiden Jokowi. “Langkah-langkah (mikro lockdown)-nya sudah sesuai dengan keinginan (Presiden Jokowi). Saya yakin ke depannya dengan PSBB mikro lockdown ini, di Surabaya bisa semakin terkendali,” ujarnya.

Abraham juga menjelaskan bahwa salah satu pelajaran yang dapat diambil dari Kota Surabaya adalah jumlah testingnya. Menurutnya, jumlah testing yang dikerjakan oleh Wali Kota Risma bersama jajarannya harus menjadi penyemangat untuk daerah lainnya, meskipun daerah lainnya punya tantangan berbeda dibanding Surabaya.

“Bagaimana pun juga Surabaya merupakan kota besar, tentunya ada daerah lain yang mungkin secara lokasi lebih terpencil, memang tidak bisa disamakan. Tapi upaya untuk meningkatkan testing ini tetap sangat penting,” pungkasnya. (Her)