Tutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional, Gubernur Jatim: Jadilah Pemimpin yang Extraordinary

Mus • Friday, 11 Sep 2020 - 15:05 WIB

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginginkan pemimpin masa depan harus mempunyai kinerja yang luar biasa,  karena kondisi yang ada saat ini menuntut pemimpin harus menjadi extraordinary. Hal ini disampaikan Khofifah Indar Parawansa saat menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II, Angkatan I Tahun 2020  di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provisi Jawa Timur Jumat (11/9/2020).

Dengan tema mengajak menjadi pemimpin perubahan, Gubernur mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang berpesan beberapa kali bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) harus sudah berganti chanel dari yang selama ini biasa-biasa saja menjadi extra ordinary (luar biasa).

“Yang selama ini sudah biasa bekerja lambat sudah saatnya kita melakukan percepatan-percepatan, dan pola ini sudah harus menjadi kultur atau budaya bekerja di kalangan ASN, tidak sekedar dijadikan transfer of cognitive, jadi bukan sekedar pembelajaran, bukan sekedar normatif tapi bagaimana menjadi sebuah budaya kerja,” papar Gubernur Khofifah. 

Menurut mantan Menteri Sosial ini budaya kerja yang biasa lambat segera diajak untuk lebih cepat bekerjanya. “Kalau sebelumnya kita memberikan layanan dengan biasa-biasa saja ayoklah menjadi extra ordinary,” pinta Khofifah.

Suasana seperti ini yang membutuhkan banyak percepatan-percepatan respon, percepatan-percepatan kebijakan dan percepatan-percepatan layanan program sehingga harus dilakukan dengan bekerja yang penuh sinergi dan kolaborasi.

“Saya ingin menyampaikan bahwa hal ini memang harus dilakukan yaitu banyak kolaborasi, banyak sinergi supaya percepatan-percepatan bisa kita lakukan dengan penguatan-penguatan non goverment,” tegas Khofifah lagi.

Khofifah juga mengakui kalau saat ini masih ada budaya di masing-masing birokrat yang mungkin tidak bisa kerja cepat.

”Tapi hari ini kita sudah ada alumni dari PKN Tingkat II  yang tema besarnya adalah mengajak mereka menjadi pemimpin perubahan, maka dari itu mereka juga sematkan sendiri pin perubahan, bukan disematkan oleh siapapun tapi by their self, itu artinya Bismillah saya niatkan menjadi pemimpin perubahan,” harap Khofifah.

Menururt Khofifah pin perubahan yang disematkan sendiri oleh peserta PKN II tersebut menjadikan semangat para peserta melakukan perubahan dengan niat, jadi mereka diharapkan mempraktekkan apa yang sduah mereka pelajari di BPSDM.

“Hal itu sesuai dengan tema-tema dari paper terakhir mereka dan tema-tema perubahan di lingkungan kerja mereka masing-masing,” pungkas Khofifah.

Sementara itu Kepala BPSDM Jawa Timur Areis Agung Paewai mengatakan bahwa PKN II Angkatan I Tahun 2020 ini diikuti oleh 60 peserta. Peserta merata hampir seluruh Indonesia, mulai dari Kalimantan Barat, Papua, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Provinsi Bangka, Kejaksaan Agung, Kementrian Desa, Badan Pusat Statistik dan BKKBN.

"Peserta PKN tahun ini merata hampir dari seluruh Indonesia. Kita berharap setelah pelatihan ini mereka bisa menerapkan diwilayahnya. Sesuai seperti apa yang disampaikan oleh Ibu Gubernur Khofifah agar mereka menjadi agen perubahan untuk menuju pelayanan ASN yang profesional dan maju " pungkas Aries Agung Pawei. (Hermawan)