Ciptakan Karekter Seni di Kalangan Pelajar, Kemendikbud Luncurkan GSMS 2020

AKM • Wednesday, 2 Sep 2020 - 15:23 WIB

Jakarta –  Seni menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan keseharian manusia. Banyak hal yang dapat dipelajari dan dipertahankam dari nilai -nilai seni di zaman modern saat ini. Maka pendekatan secara formal mellaui sekolah menjadi salah satu cara efektif dalam menanamkan nilai seni di kalangan pelajar dan generasi muda.

Kementrian Pendidikam dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Ditjen Kebudayaan meluncurkan program Gerakan Seniman Masuk Sekolah 2020. Program ini akan berlangsung  di 16 kabupaten/kota seluruh Indonesia.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan pembiayaan program ini menggunakan mekanisme Gotong Royong antara satuan pendidikan dengan pemerintah melalui pembagian APBN dan APBD. 

Hilmar menjelaskan, GSMS sudah berlangsung selama empat tahun. Tahun ini pelaksanaannya cukup terhalang karena adnaya pandemi Covid-19. 

“Gagasan dasarnya untuk mempertemukan seniman dengan siswa agar mendapatkan pengalaman tangan pertama tentang bagaimana berkreasi, merumuskan ide sampai eksekusi,” jelasnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (2/9/2020).

Program tersebut dilaksanakan lantaran adanya keterbatasan guru kesenian di sekolah, dan banyak pula guru yang mengajar bukan dari bidang kesenian. 

Selain itu, Hilmar menjelaskan, maksud dari program ini bukan untuk melatih agar anak khusus menjadi seniman, melainkan sebagai metode untuk pendidikan karakter atau untuk ekspresi diri dengan cara artistik. 

“Kami sudah ada diskusi tapi belum ada putusan bahwa program ini mau diperluas karena menyangkut metode pendidikan karakter yang mau ditingkatkan oleh Kemendikbud,” ungkapnya. 

Direktur Kesenian Kemendikbud Restugunawan menambahkan tahun ini jumlah peserta Program GSMS mengalami penurunan karena anggarannya terkena dampak dari refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. 

“Anggaran itu nantinya berbagi antara APBD dan APBN untuk membiayai honorarium para seniman dan pendampingnya. Untuk program tahun ini ada 210 seniman yang terlibat untuk sekitar 4.200-an siswa yang ikut program dari tingkat SD sampai SMA/SMK,” jelas Restu. 

Dalam kondisi pandemi, program ini akan dilaksanakan dengan perpaduan luring dan daring.

Nantinya pelaksanaan belajar secara daring dikhususnya untuk wilayah yang masuk ke zona merah, oranye, dan kuning. Sementara yang luring bisa dilakukan di zona hijau. 

“Nanti anak-anak juga akan melakukan presentasi. Pertunjukan atau pamerannya bisa daring, tapi ada beberapa yang bisa luring. Akhirnya anak-anak bisa pentas dalam bentuk yang lebih bersahabat dengan kondisi Covid-19,” ujarnya. ( AKM)