Survei Indopol: Mayoritas Warga Jatim Puas dengan Cara Pemprov Tangani Covid-19

Mus • Monday, 31 Aug 2020 - 15:13 WIB

Jakarta - Indopol Survei melakukan survei persepsi publik terhadap penanganan Covid-19 di Jawa Timur. Survei yang dilakukan pada periode 23-28 Juli 2020 ini bertujuan mengevaluasi kinerja pemprov Jatim menurut persepsi publik, selama kurang lebih enam bulan berjalan sejak Covid-19 pertama menyebar di Indonesia.

Pada saat pengambilan data survey, Jawa Timur menjadi provinsi dengan tingkat paparan tertinggi di Indonesia. Tercatat pada tanggal 23 Juli 2020 jumlah positif Covid-19 di Jatim mencapai 19.450 orang, lebih tinggi dibanding Provinsi DKI Jakarta

Bahkan selama 42 hari, tepatnya sejak 26 Juni – 6 Agustus 2020, Jawa Timur sempat menyandang gelar sebagai “Juara Covid-19”.

Dalam survei yang dilakukan Indopol Survey, sebanyak 58% masyarakat Jatim mengaku prihatin sekaligus waspada terhadap wabah ini. 17% menilai Covid-19 telah menjadi penyebab kesengsaraan kehidupan mereka. Terdapat 16,2% masyarakat Jatim yang menilai fenomena Covid-19 telah dilebih-lebihkan oleh pemerintah dan WHO.

“Jumlah masyarakat yang menilai Covid-19 menjadi penyebab kesengsaraan dan dilebih-lebihkan ini cukup besar dan berimplikasi terhadap pola hidup mereka dalam menghadapi Covid-19,” kata Direktur Eksekutif Indopol Survei, Ratno Sulistiyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/8)  

Meskipun begitu, 75% masyarakat Jatim menilai penanganan pemerintah terhadap para ODP, PDP, dan positif Covid-19 sudah cepat dan bagus. Hal ini berimplikasi kepada tingkat kepuasan mereka terhadap kinerja pemerintah.

Sebanyak 68,2% masyarakat Jatim merasa puas dengan kinerja Pemprov Jatim dalam menangani Covid-19. Prosentase terbesar terdapat di Kota Probolinggo, Situbondo, Kota Mojokerto, Trenggalek, dan Madiun. Ketidakpuasan tertinggi terdapat di Kota Batu, Kota Madiun, Ponorogo, Sidoarjo, dan Kota Pasuruan.

“Umumnya, kinerja pemerintah dalam menangani Covid-19 yang dirasakan masyarakat adalah dalam bentuk himbauan mematuhi protokol kesehatan (62,2%), pembagian masker (16,1%), penyemprotan desinfektan (9,7%), PSBB (4,9%), dan pembagian hand sanitizer (0,3%),” papar Ratno. (mus)